Ekonomi

Dukung Program Bupati Sampang Ciptakan 1860 Wirausaha Baru, Bos Rudi Tularkan Kunci Sukses di Seminar Nasional Start Young “Dream Big”

×

Dukung Program Bupati Sampang Ciptakan 1860 Wirausaha Baru, Bos Rudi Tularkan Kunci Sukses di Seminar Nasional Start Young “Dream Big”

Sebarkan artikel ini
Dukung Program Bupati Sampang Ciptakan 1860 Wirausaha Baru, Bos Rudi Tularkan Kunci Sukses di Seminar Nasional Start Young "Dream Big"
H. Rudi (tengah) saat menjadi Pembicara Seminar Nasional Start Young, Dream Big di Kabupaten Sampang, Minggu (22/06/2025)

Dukung Program Bupati Sampang Ciptakan 1860 Wirausaha Baru, Bos Rudi Tularkan Kunci Sukses di Seminar Nasional Start Young “Dream Big”

LIMADETIK.COM, SAMPANG – Pengusaha minyak dan gas (Migas) asal Pamekasan Madura, H. Rudi memberikan motivasi kepada ratusan mahasiswa dan pemuda-pemudi kabupaten Sampang di Pendopo Trunojoyo, Minggu (22/06/2025).

Kandidat doktor ini mengisi acara seminar nasional bertajuk star young, dream big guna membangun wirausaha untuk generasi hebat bumi bahari yang diselenggarakan oleh karang taruna kabupaten Sampang kerjasama dengan Diskopindag Sampang, Bakorwil IV Madura dan Stikes Sukma Wijaya Sampang.

Di rumah dinas orang nomor satu di kabupaten Sampang ini, bos HR berbincang-bincang langsung dengan Bupati H. Junaidi. Salah satunya, menyiapkan 1860 wirausaha baru sebagai program bupati H. Idi.

Bos HR memulai materinya dengan memberikan motivasi hidup kepada ratusan peserta. Ia ceritakan perjalanannya yang dimulai dengan meniti karir menjadi seorang dosen PNS di sebuah perguruan tinggi negeri.

“Saya ini bukan pewaris, tapi perintis, kalau saya boleh memilih, kata pak bupati itu tadi, saya ingin dilahirkan dari anak presiden Prabowo, tapi saya dilahirkan dari anak petani. Alasannya, karena saya ingin sukses,” kata Bos Rudi diikuti peserta.

Bos HR yang juga pengusaha batubara Kalimantan ini meminta agar seluruh peserta untuk memperhatikan niatnya saat kuliah.

“Ketika saya kuliah, saya sudah menulis impian saya, Innamal a’malu binniat, ini yang harus saya tanamkan pada anda,”

“Interpreneurship itu bukan sebuah usaha, tetapi mainset. Jadi mainset anda itu harus dirubah nak dari sekarang. Jadi saya tulis di tembok.”

“Ya Allah, saya ingin menjadi pengusaha kaya raya se Jawa Timur, secara logika ini impossible untuk diraih, karena bukan orang kaya dan tak punya modal. Tapi saya berangkat untuk ikut UMPTN, kemudian lulus masuk d salah satu kampusi universitas negeri, saya terus mengatakan dalam diri saya bahwa saya ingin jadi pengusaha sukses kaya raya,” cerita Bos H. Rudi.

Menurutnya, usaha itu kalau hanya kerja keras, tidak akan menghasilkan sesuatu yang signifikan. Sehingga iya meminta peserta kepada peserta seminar agar belajar dengan sungguh-sungguh.

Bos HR mulai belajar berwirausaha dengan jualan kertas, plastik hingga berjualan makanan. Mimpi besar  menjadi pengusaha sudah ia tanamkan sejak dini.

Kepada peserta, H. Rudi mengajak agar selalu bermimpi besar   atau disebut Dream Big. Namun, untuk mencapai mimpi itu, wajib belajar dengan sunguh-sungguh, sehingga peserta tidak menyia-nyiakan waktu mudanya agar memacu untuk mencapai apa yang dicita-citakan menjadi pengusaha sukses dan kaya raya.

Setelah lulus kuliah, Bos HR mencoba peruntungan dengan mengikuti ujian CPNS dosen di Universitas Trunojoyo Bangkalan. Kala itu, hanya 3 calon yang mendaftarkan diri dari 5 formasi yang di butuhkan. Sehingga, otomatis ia diterima.

Bagi H. Rudi, menjadi PNS bukanlah cita-cita utamanya, namun sebagai sosok yang patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya, ia menjadi seorang dosen PNS. Sebab, ridha Allah kata dia ada di ridha kedua ortunya.

“Sebulan pertama, saya menerima gaji, kala itu masih pakai amplop, setelah saya buka, ternyata tidak sesuai dengan harapan saya. wira-wiri ke Telang Kamal Bangkalan, saya naik bus akas waktu itu, akhirnya saya pamit untuk mundur dari dosen. Namun ibu saya tidak mengizinkan,” katanya.

Tiga bulan kemudian, bos HR tetap kembali ke cita-cita semula untuk menjadi pengusaha sukses dan kaya raya. Ia pamit untuk merantau ke luar negeri. Tepatnya di Australia.

“Saya sungkem dan mencium kaki ibu untuk minta ridha dan pamit, alhamdulillah akhirnya diizinkan untuk jadi pengusaha, namun tidak meninggalkan dosennya,”

“Saya ikut ujian visa kerja untuk cari uang. Akhirnya saya diizinkan berangkat ke Australia, anda tahu saya jadi apa disana, jadi pemotong daging, ini sungguhan,” kata H. Rudi disimak peserta.

Per jam, Owner PT. Oil Erlindo Contration dan PT. ISG Group ini  digaji 15 dollar. Setiap hari ia bekerja menghabiskan waktu kurang lebih 7 jam. Selebihnya, ia sempatkan untuk menimba ilmu untuk kuliah linguistik.

Setelah mengumpulkan duit banyak, akhirnya ia kembali ke tanah air untuk merintis usaha properti. Namun, usahanya gagal, sebab tidak laku lantaran sering banjir.

“Saya tidak putus asa dan tidak menyerah, lakukan evakuasi diri. Hingga akhirnya bisnis ini berhasil. Namun, dalam berjalannya waktu, saya mencoba peruntungan lain di dunia Migas yang bukan fak saya. Tapi jangan lupa, segala sesuatu itu harus disertai dengan do’a,” katanya melanjutkan.

Bos HR juga mengajak peserta agar melakukan kontruksifisme berfikir. Sebagai mahasiswa, kata dia wajib hukumnya berfikir kritis. Oleh karena itu, di zaman yang serba digital saat ini, pemuda dan mahasiswa harus mengambil peluang dalam situasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Memanfaatkan situasi kedaan yang dibutuhkan saat ini, sekali lagi, rubah mainset berfikir anda. Lakukan evakuasi, jangan lupa berdoa dan meminta ridha kedua ortunya,” tandasnya.

Diketahui, selain bos HR, terdapat dua pemateri perempuan cantik yang juga mengisi acara seminar. Diantaranya, Kepala Bakorwil Madura, Sufi Agustini dan Ketua KPRI Kabupaten Sampang, Wahyu Agustini. Ketua Komisi IV DPRD Sampang didapuk menjadi moderator pada seminar nasional start young, dream big tersebut.

Di kesempatan itu, H. Idi Bupati Sampang mengapresiasi dan bangga ada pemuda Madura menjadi pengusaha Migas dan Batubara.

“Ada bos Migas dan Batubara disini, asli Pamekasan Madura. Kalian tau apa itu Batubara,” tanya Bupati.

“Batubara adalah, Banyak Ilmu, Bagi Rata,” guyonnya di depan mahasiswa.

H. Idi juga menilai, di Sampang sejak ia menjadi Bupati, masyarakatnya 65 persen konsumtif. Berbanding terbalik dengan Kabupaten tetangga yaitu Pamekasan, 60 persen masyarakatnya produktif, 40nya konsumtif.

Ia penyampaian dua hal penting. Pertama komitmen hidup, kemudian yang kedua prinsip hidup.

“Komitmen hidup, banyak uang tapi tidak komitmen hidup, pada akhirnya akan hancur. Demikian juga, prinsip hidup, jangan jadi orang lain, jadilah diri sendiri,” katanya saat memberikan sambutan.