Ghei’ Bintang: Ketika Panggung Budaya Menjadi Doa Kami untuk Masa Depan
Oleh : Muhammad Iskil El Fatih
_____________________________
OPINI – “Saya tidak sedang membuat acara. Saya dan tim sedang mendoakan masa depan Madura dengan cara kami: membangun panggung, merangkai cahaya, memanggil seniman lokal, menata langkah penari, dan mengundang ratusan masyarakat untuk duduk bersama dalam satu malam penuh makna”
Festival Konser Budaya 2025 “Ghei Bintang” bukan sekadar kegiatan tahunan. Ia lahir dari harapan dan keresahan kami sebagai generasi muda, bahwa budaya tidak boleh hanya menjadi latar belakang, tapi harus naik ke panggung utama.
Nama “Ghei Bintang” berasal dari bahasa Madura yang berarti “Menggapai Bintang”. Dari sudut kecil di Sumenep ini, kami ingin budaya kita tidak hanya hidup, tapi bersinar—dilihat, dihargai, dan diteruskan. Maka, acara ini kami persembahkan sebagai cahaya kecil dari Madura untuk Indonesia.
Sebagai Ketua Panitia, dan juga sebagai Menteri Luar Negeri BEM KM UNIBA Madura, saya melihat langsung bagaimana teman-teman mahasiswa, UKM, sanggar, hingga para pengrajin, bergerak bersama dengan satu semangat: membangkitkan cinta pada budaya sendiri.
Kami menghadirkan:
1. Musik Tong Tong dari Lendhu Sagara
2. Tarian Gayatri, orasi kebangsaan dan kebudayaan
3. 30 UMKM mahasiswa dari berbagai program studi
4. Pameran keris dan batik
5. Panggung ekspresi anak muda Madura yang kreatif.
“Yang kami lakukan bukan hanya pekerjaan teknis. Ini adalah proses belajar yang hidup—tentang kerja sama, nilai budaya, kearifan lokal, dan keberanian tampil di depan publik. Semua dilakukan tanpa dibayar, tapi dengan semangat totalitas”
“Kami sadar, generasi muda sering dicap lupa akar. Tapi kami ingin membantah itu. Kami percaya bahwa dengan ruang dan dukungan yang tepat, mahasiswa bisa menjadi motor pelestarian budaya”
Acara ini adalah bukti. Di tengah rutinitas kuliah, kami bisa berbuat sesuatu yang berarti. Kami tidak hanya belajar dari dosen dan buku, tapi juga dari interaksi dengan empu keris, pelaku UMKM, tim produksi, dan seniman lokal.
“Saya berharap, Festival Ghei Bintang 2025 menjadi permulaan, bukan puncak. Semoga tahun-tahun ke depan semakin banyak mahasiswa yang berani tampil, membawa ide besar dari tempat kecil. Karena dari sinilah, budaya Indonesia tetap terjaga—dari desa, dari kampus, dari Sumenep”
Malam ini, Jumat, 11 Juli 2025, kami mengundang Anda semua. Datanglah, rasakan sendiri suasananya. Bukan hanya untuk menyaksikan, tapi untuk menjadi bagian dari cahaya itu.
___________________________
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Manajemen UNIBA Madura, Angkatan 2023. Saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri BEM KM UNIBA Madura dan Ketua Panitia Festival Konser Budaya 2025.