Seni Budaya

Hipnotis Ribuan Penonton, Madura Etnic Carnival 2025 di Sumenep Diapresiasi Kemenparekraf RI

×

Hipnotis Ribuan Penonton, Madura Etnic Carnival 2025 di Sumenep Diapresiasi Kemenparekraf RI

Sebarkan artikel ini
Hipnotis Ribuan Penonton, Madura Etnic Carnival 2025 di Sumenep Diapresiasi Kemenparekraf RI
Peserta kategori pelajar di acara Madura Etnic Carnival 2025 unik dan lucu melenggang dengan gayanya

Hipnotis Ribuan Penonton, Madura Etnic Carnival 2025 di Sumenep Diapresiasi Kemenparekraf RI

LIMADETIK.COM, SUMENEP – Ribuan pasang mata menjadi saksi kemegahan malam Madura Etnic Carnival (MEC) 2025 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kegiatan tahunan yang mengangkat derajat kebudayaan Madura ini berlangsung di depan Keraton Sumenep, Sabtu (20/9/2025) malam.

Ribuan warga memadati area kerataon Sumenep hingga Taman Adipura untuk menyaksikan kemegahan Malam Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025.

Acara tahunan ini kembali menegaskan posisi Sumenep sebagai pusat kreativitas etnik Madura dengan menampilkan parade kostum spektakuler yang terinspirasi dari warisan budaya lokal.

Dengan mengusung tema “Topeng”. MEC 2025 mengangkat filosofi Topeng Dalang Sumenep. Para peserta tampil dengan balutan busana megah yang memadukan unsur tradisional dan sentuhan modern.

Salah satunya terlihat dari kostum berornamen warna-warni yang dipadukan dengan topeng khas Madura, seperti yang ditampilkan salah seorang peserta dengan hiasan besar menyerupai sayap dan ukiran bernuansa merah-kuning yang memukau.

Tak hanya kostum, aturan unik juga diberlakukan, yakni peserta diwajibkan memakai sebagian bahan tanaman khas Madura. Hal ini menjadi wujud nyata keterikatan acara dengan alam dan budaya lokal.

Puluhan komunitas seni turut serta, mulai dari sanggar tari, kelompok musik, hingga komunitas kreatif lokal. Musik tong-tong Madura mengiringi jalannya parade, menambah suasana karnaval semakin semarak.

Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS), M. Hariri, dalam sambutannya mengatakan parade topeng menjadi ikon baru dalam MEC karena merepresentasikan wajah keragaman Madura.

“Setiap topeng punya cerita. Ada yang menggambarkan tokoh legenda, ada juga simbol kearifan lokal. Inilah bukti seniman Madura punya kreativitas luar biasa dan layak diberi ruang tampil di daerahnya sendiri,” ujarnya.

Sebanyak 100 peserta tampil mengenakan kostum etnik lengkap dengan topeng hasil kreasinya dan berparade di sepanjang jalan protokol kota sebagai catwalk, serta disambut sorak-sorai ribuan penonton yang memadati area sekitar keraton.

Hariri berharap MEC dengan parade topengnya bisa tumbuh menjadi ikon budaya nusantara sebagaimana Jember Fashion Carnaval.

Apresiasi juga disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Cecep Rukendi, yang hadir mewakili Menteri.

“Event ini luar biasa. Dari seni pertunjukan, musik, hingga desain visual termasuk parade topeng, semua menunjukkan potensi Madura. Kami optimistis MEC bisa menjadi daya tarik wisata nasional bahkan internasional,” ucapnya.

MEC 2025 tak hanya menampilkan parade, tapi juga menjadi ruang temu seniman lintas generasi. Kehadiran 100 topeng karya peserta pun menjadi simbol harapan baru agar Sumenep kian dikenal sebagai pusat budaya Madura di masa depan.

Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi, dalam kesempatan itu kepada media menyampaikan bahwa MEC bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga ruang pelestarian budaya sekaligus pengembangan ekonomi kreatif.

“Melalui MEC, kita ingin mengenalkan kembali kekayaan budaya Madura kepada generasi muda sekaligus menjadikannya daya tarik wisata berkelas nasional,” ujarnya.

Kategori peserta dibagi menjadi 2, yakni umum dan pelajar, dengan total hadiah jutaan rupiah. Untuk pelajar, pendaftaran gratis sebagai bentuk dorongan agar generasi muda lebih aktif melestarikan budaya.

Hingga larut malam, penonton tetap antusias menyaksikan parade kostum berwarna-warni yang melintas di sepanjang jalan depan Keraton Sumenep.

MEC 2025 pun ditutup dengan penampilan kolaborasi seni musik tradisional dan modern, meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat dan wisatawan yang hadir.