SIDOARJO, Limadetik.com — Beredarnya informasi di sosial media seperti WhatsApp yang mengatakan bahwa ada tiga desa yang terkena atau positif virus coorona. Tentunya hal ini amat sangat meresahkan warga di tiga desa tersebut. Berdasarkan penelusuran awak media ke lokasi ternyata berita itu tidak benar atau hoax. Hal ini telah dikonfirmasi ke kepala desa setempat.
Samsul, Kepala Desa Trompo Asri menjelaskan, hingga saat ini dirinya sebagai pemerintah desa belum mendapatkan informasi terkait adanya warga yang positif corona dari dinas terkait seperti Puskesmas atau rumah sakit umum maupun dari warga atau keluarga yang sakit akibat corona.
“Sehingga kami tidak bisa menentukan siapa yang terkena corona. Karena hingga saat kami tidak mendengar info itu (warga terkena virus corona) baik info dari pihakpuskesmas setempat atau dari pihak dinas kesehata Sidoarjo” katanya, Selasa (24/3/2020).
Menurut Kades Trompo, untuk mencegah supaya warga tidak terpapar atau positif corona maka pihaknya bekerja sama dengan pihak Forkopimka (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) beserta Puskesmas Jabon melakukan sosialisasi dan penyemprotan disinfektan salah satunya di Masjid yang ada di desa.
“Dan warga di harapkan untuk tidak keluar rumah terlebih dahulu apabila tidak penting” tegasnya.
Senada dengan Kades Trompo, Kepala Desa Jemirahan Khoirul T. membenarkan jika belum ada informasi apa apa terkait virus corona di desa nya, namun dirinya telah melakukan penyemprotan disinfektan di balai desanya oleh pihak puskesmas.
“Untuk mencegah penyebaran virus corona di balai desa Jemirahan telah diadakan penyemprotan disinfektan oleh Puskesmas yang di dampingi oleh Babinsa, Babinkantibmas, pihak Kecamatan beserta Satpol PP, dan diharapkan warga untuk tidak bergerombol ataupun keluar dari wilayah setempat dan dengan harapan agar virus corona ini segera berakhir.” terangnya.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Dukuhsari bapak Sutanto menjelaskan, hingga saat ini 23 Maret 2020 malam, mereka belum menerima pemberitahuan dari dinas terkait. “Kami minta masyarakat untuk tidak menerima berita hoax yang justru menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat itu sendiri” pintanya.
Berdasarkan keterangan dr. Djoko Setijono dari Puskesmas Jabon bahwa hingga saat ini 24 Maret 2020 di Jabon belum ada yang positif kena corona, memang ada yang diawasi karena pernah kontak atau dari luar kota karena hingga saat ini belum ada laporan dari pihak rumah sakit hasil laboratorium yang mengatakan positif.
“Jadi orang dalam pengawasan itu bukan berarti positif corona. Dan kita melakukan promosi atau penyuluhan keliling dari desa ke desa bagaimana supaya terhindar dari corona. Ada beberapa cara untuk tidak terkena corona adalah menjaga kesehatan, berolahraga, makan yang sehat, menghindari kerumunan massa” tukasnya. (tnt/yd)