Kacabdin Jatim Wilayah Sumenep Tepis Tudingan Pungli, Guru yang Dimutasi Ikut Membantah
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Jawa Timur Wilayah Sumenep menepis tudingan pungli yang dialamatkan kepadanya, hal itu juga dibenarkan atau dibantah oleh sejumlah guru yang dimutasi bahwa mereka keberatan jika sumbangan sukarela yang diberikan ke Cabang Dinas sebagai pungli.
Demikian hal itu disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Jawa Timur Wilayah Sumenep, Budi Sulistyo kepada awak media saat dilakukan konfirmasi atas tuduhan pungli untuk pembangunan pagar Kantor nya, Selasa (26/9/2023).
“Tidak benar kalau itu dikatakan pungli, sebab dari awal saya dan teman-teman Cabang Dinas tidak pernah berbicara pembangunan pagar kantor, yang ada beberapa guru yang mutasi itu menyerahkan sumbangan dengan suka rela tanpa diminta” katanya.
Menurut Budi, sumbangan yang diserahkan oleh guru yang dimutasi jumlahnya juga bervariasi, sebab hal itu tidak pernah direncanakan maupun ada yang mengkoordinir, oleh karenanya pihaknya merasa tidak nyaman jika itu disebut dengan pungli.
“Kalau pungli itu kami (cabang dinas) yang meminta kepada guru yang dimutasi, dan nilainya juga pasti sama dan ada penekanan kepada sejumlah guru. Tapi ini sama sekali kami tidak melakukan atau meminta kepada guru, melainkan guru yang dimutasi yang datang dan memberikan secara suka rela. Dan itu saya sebut shodaqoh” ungkapnya.
Kacabdin Budi Sulastyo kembali menegaskan, dari sekian banyak guru yang mutasi tidak semuanya memberikan sumbangan untuk pembangunan pagar kantor, namun hanya beberapa orag saja, sebab sifatnya sukarela tanpa diminta dan tanpa ada yang nyuruh.
“Sekitar 5 orang yang menyerahkan sumbangan secara sukarela, nilai totalnya sekitar 5 juta lebih. Ini bukan untuk pribadi saya, melainkan untuk pembangunan pagar kantor” terangnya.
Sementara, Abdul Asis, salah satu guru yang terkena mutasi secara tegas menolak jika apa yang diberikan atau disumbangkannya ke Cabang Dinas disebut pungli, sebab menurut dia, dirinya tidak pernah dimintai sumbangan apa lagi ditekan untuk menyumbang untuk pembangunan pagar kantor.
“Saya keberatan kalau itu (sumbangan) disebut pungli, karena saya menyerahkan sejumlah uang semata-mata untuk pembanguan pagar, karena prihatin dengan pagar kantor Cabang Dinas yang masih memakai anyaman bambu. Jadi tidak benar saya dan guru yang lain dikena pungli” jelasnya.
Asis juga menyampaikan, apa yang ia berikan kepada Kantor Cabang Dinas adalah bentuk rasa syukurnya karena telah diterima permohonan pindah atau mutasinya ke kampung halaman dari SMA Kecamatan SMAN Gayam ke SMKN 1 Kalianget daratan Sumenep.
“Jadi pada intinya sumbangan yang saya serahkan itu sebagai tanda syukur karena saya bisa berkempul dengan keluarga di kampung halaman. Maka sekali lagi kalau itu dianggap sebagai pungli tentu saya keberatan” paparnya.
Hal senada disampaikan Rachlai Arisetiawan, guru yang dimutasi dari SMAN Pulau Masalembu ke SMAN Ambunten, ia menepis tudingan pungli yang dialamatkan ke Cabang Dunas sebagai informasi yang beredar saat ini. Dirinya menyebutkan tidak pernah ada orang yang menyuruh apa lagi memintanya untuk menyerahkan sejumlah uang sumbangan, melainkan keinginannya sendiri.
“Saya tidak pernah dimintai bantuan maupun sumbangan oleh siapapun, apa yang sudah saya berikan ke Cabang Dinas itu bentuk kepedulian saya ke kantor Cabang Dinas yang pagarnya tidak layak. Jadi disebut punglinya dimana, ini rasa syukur saya karena beberapa tahun di Pulau Masalembu kini bisa dipindah ke kampung sendiri dan mengajar di SMAN Ambunten” katanya.