SUMENEP, Limadetik.com – Minimnya pekerjaan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyebabkan sejumlah warganya nekat merantau. Mereka ada yang merantau ke luar provinsi mauapun juga sebagian menjadi tenaga kerja (TKI) di luar negeri.
Paling banyak warga Sumenep merantau ke Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Setiap hari ratusan warga berbondong-bendong menjadi mencari nafkah di Jakarta. Alasan utama mereka karena lapangan kerja di Sumenep dinilai masih sangat minim, atau meskipun ada, upah yang bisa didapatkan juga sangat kecil. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan hidup merantau menjadi pilihan utamanya.
Sayangnya, laju urbanisasi tersebut tak terpantau pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). Buktinya sampai saat ini pemerintah mengaku tak memiliki data urbanisasi.
“Kalau warga Sumenep yang ke Jakarta, memang tidak terpantau kami, karena kan biasanya mereka berangkat untuk bekerja di perorangan, bukan ke perusahaan,” kata Kepala Disnakertrans Sumenep, Moh. Fadhillah, Kamis (2/7/2018).
Mantan Kepada Dinas Perhubungan beralasan, bahwa mereka yang tercatat di instansinya adalah mereka yang bekerja ke perusahaan profesinal dan lebih dulu meminta kartu kuning ke Disnaker, bukan mereka yang bekerja ke perorangan seperti yang kini tengah marak.
“Kalau mereka berangkat sendiri dan bekerja sendiri ke keluarga atau kerabatnya jelas tidak tercatat di kami. Kecuali mereka bekerja ke perusahaan dan meminta kartu kuning, pasti akan tercatat,” kilahnya.
Sementara saat disinggung upaya yang dilakukan untuk menekan tingginya urbanisai, Fadhilah mengaku tidak ada. Nggak ada (pengendalian), gak bisa, mau dikendalikan bagaimana wong dari mereka tidak ada proses yang dilakukan ke di Disnaker, karena kan tujuan kerjanya perorangan bukan perusahaan,” tukasnya. (hoki/rud)