Daerah

Langkah Strategis Bupati Mochamad Nur Arifin Saat Gelar Safari Ramadhan di Trenggalek

×

Langkah Strategis Bupati Mochamad Nur Arifin Saat Gelar Safari Ramadhan di Trenggalek

Sebarkan artikel ini
Langkah Strategis Bupati Mochamad Nur Arifin Saat Gelar Safari Ramadhan di Trenggalek
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin

Langkah Strategis Bupati Mochamad Nur Arifin Saat Gelar Safari Ramadhan di Trenggalek

LIMADETIK.COM, TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, Jawa Timur lakukan langkah strategis dalam rangka mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

“Caranya seperti apa ?. Kita sudah menugaskan Dinsos dan Dikpora untuk melakukan assasmen secara acak. Semacam survei untuk menanyai kepada siswa bagaimana selama ini pengalamannya berada di lembaga pendidikan tersebut,” kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Rabu (20/3/2024).

Upaya itu tidak hanya menyasar peserta didik di lingkungan pendidikan pesantren, namun juga di lingkungan pendidikan sekolah umum.

Dengan adanya upaya itu, Mas Ipin meyakini dapat mendeteksi dini sehingga kasus dugaan pencabulan yang dilakukan dua pengasuh salah satu pondok pesantren di wilayah Kecamatan Karangan Trenggalek tidak terulang. Terlebih dugaan pencabulan yang dilakukan M (72) dan F (37) itu berlangsung selama 3 tahun.

Menurut keterangan pihak kepolisian, bapak-anak yang juga sebagai pemilik dan kepala sekolah di ponpes itu diduga melakukan tindakan pelecehan seksual itu kepada belasan santrinya. Sejauh ini ada empat korban yang sudah melaporkan resmi dari total sebanyak 12 korban.

Selain dua pengasuh itu, kasus serupa juga pernah terjadi di sebuah sekolah dasar di Bumi Menak Sopal. Seorang oknum guru berinisial AS (45) harus berurusan dengan polisi setelah dilaporkan mencabuli muridnya.

Tindakan oknum guru yang saat itu merangkap sebagai pelaksana kepala sekolah itu dilakukan di perpustakaan sekolah terhadap 5 siswa laki-laki dengan rentang waktu bukan hanya hitungan setahun.

“Ke depan kita lakukan asesmen secara acak, kita tanyalah di sekolah-sekolah selama ini pernah mengalami perundungan atau tidak, alami kekerasan seksual atau tidak dan lain sebagainya. Jadi kita skrining lebih awal, jadi tidak berdasarkan laporan,” imbuhnya.

Berkaca pada peristiwa itu, Mas Ipin berharap assessment itu bisa menjadi langkah deteksi dini sehingga upaya pencegahannya dapat dilakukan. “Ini (Assessment, red) harus jadi langkah strategis mengantisipasi terjadinya kekerasan seksual, terlebih di lingkungan dunia pendidikan” pungkasnya.