Membangun Kepemimpinan Strategis di Tengah Dinamika Organisasi
LIMADETIK.COM, PROBOLINGGO — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Probolinggo kembali menyelenggarakan kegiatan kaderisasi tingkat lanjut dalam bentuk Senior Course (SC) yang berlangsung pada 23 Juli 2025.
Salah satu sesi kunci dalam kegiatan ini adalah materi bertema “Metodologi Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi” yang disampaikan oleh Dzulkarnain Jamil, seorang instruktur muda yang dikenal aktif membina kaderisasi dan penguatan perkaderan di berbagai wilayah.
Dalam pemaparannya, Dzulkarnain menegaskan bahwa kepemimpinan, manajemen, dan organisasi bukan sekadar teori yang dipelajari dalam ruang kelas, tetapi merupakan perangkat strategis untuk menghadapi kompleksitas gerakan mahasiswa dan tantangan sosial hari ini.
“Kepemimpinan yang kuat tidak dibangun di balik meja, tetapi melalui proses panjang memahami arah, mengelola sumber daya, dan menjaga nilai,” ujar Dzulkarnain di hadapan peserta.
Tiga Pendekatan Utama
Sesi ini dibagi menjadi tiga bagian utama yang saling terintegrasi:
1. Brainwashing (Kesadaran Peran) — Menumbuhkan kesadaran kritis kader atas peran dan fungsinya sebagai agen perubahan.
2. Mind Mapping (Pemetaan Strategis) — Melatih peserta untuk menyusun kerangka kerja organisasi yang sistematis dan terstruktur.
3. Internalisasi Nilai — Menekankan pentingnya nilai-nilai keislaman dan keorganisasian yang tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi juga menjadi karakter dalam tindakan sehari-hari.
“Manajemen bukan hanya soal membagi tugas, tapi merancang ketahanan organisasi secara jangka panjang,” tambah Dzulkarnain.
Respons Peserta dan Dinamika Diskusi
Kegiatan berlangsung secara partisipatif. Peserta terlibat aktif dalam diskusi kelompok, presentasi mind mapping, hingga simulasi penyelesaian masalah organisasi. Dalam salah satu sesi, peserta diminta menganalisis struktur organisasi HMI masing-masing dan memberikan evaluasi terhadap efektivitasnya.
Beberapa peserta mengaku mendapatkan perspektif baru yang aplikatif dalam menjalankan peran kepemimpinan di komisariat maupun cabang. Mereka menilai pendekatan yang digunakan dalam penyampaian materi sangat relevan dan mudah diinternalisasi.
“Materinya padat, tapi disampaikan dengan metode yang praktis dan membumi. Saya jadi lebih paham bagaimana mengelola tim dalam dinamika organisasi mahasiswa,” ujar salah satu peserta.
Menyiapkan Kader Strategis
Materi ini menjadi bagian penting dalam rangka menyiapkan kader HMI yang tidak hanya memiliki kapasitas akademik, tetapi juga kemampuan strategis dalam memimpin dan mengelola organisasi. Dzulkarnain menutup sesinya dengan pesan mendalam:
“Jadilah pemimpin yang tahu kapan harus bicara, kapan harus bekerja, dan kapan harus diam demi organisasi. Karena tak semua strategi butuh sorak-sorai, sebagian hanya butuh kejelasan arah dan konsistensi kerja” pungkasnya.