SUMENEP, Limadetik.com – 4 siswa salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Guluk-guluk, Jawa Timur terpaksa dilarikan ke Puskesmas terdekat. Pasalnya, siswa itu mendadak sakit pasca disuntik vaksin outbreak response immunization (ORI) difteri.
“Ada empat siswa yang sakit itu langsung dilarikan ke Puskesmas guluk-guluk. Termasuk anak kami,” kata salah satu orang tua siswa, Masrul, Senin (26/3/2018).
Hal itu berawal saat Puskesmas Guluk-guluk melakukan imunisasi, Selasa (20/3/2018). Awalnya, siswa yang masih duduk di kelas I madrasah ibdidaiyah (MI) itu tidak mau disuntik. Namun mereka terkesan dipaksa dengan cara setiap siswa diberi cokelat usai disuntik vaksin.
Setelah itu, malam harinya sejumlah siswa langsung mendadak sakit. Ada yang merasa pusing dan panas. Di ruangan UGD Puskesmas Guluk-guluk. “Sekarang tiga siswa sudah membaik, tinggal satu yang dirawat di rumah sakit Pamekasan,” jelasnya.
Diketahui, siswa yang dirujuk ke Pamekasan itu atas nama Ifania. Ia sebelumnya mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Guluk-guluk selama empat hari. Saat ini kondisinya sangat parah, sebagian tubuhnya mengeluarkan cairan dan bibirnya membengkak.
“Karena selama empat hari tidak ada perkembangan, pihak Puskesmas merujuk ke rumah sakit Pamekasan,” terangnya.
Menurut Masrul pihak Puskesmas terkesan tidak bertanggungjawab atas pweristiwa itu, karena siswa yang sempat dirawat masih ditarik biaya. “Korban masih ditarik biaya Rp 500 ribu. Ini kan aneh dan pihak Puskesmas terkesan masih mengambil keuntungan dibalik musibah ini,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Guluk-guluk dr. H. As’ad Zainudin membenarkan peristiwa itu. Saat ini katanya masih dalam pengawasan dokter anak di Pamekasan. “Masih terkontrol, semoga tidak sampai di rujuk,” katanya.
Adapun jenis penyakit yang dialami siswa hingga saat ini belum diketahui. Karena sebelum di lakukan imunisasi kondisi siswa dalam keadaan stabil.
“Saat diperiksa tidak ada yang sakit. Saat ini tim dari Jawa Timur dan Rumah Sakit masih mendalami (siswa), penyaktnya apa, efek apa. Karena ini ORI adalah program nasional. Mungkin ini satu-satunya peristiwa di Madura,” jelasnya.
Sedangkan untuk penarikan biaya saat dirawat di Puskesmas Guluk-guluk, As’ad juga membebarkan. “Tapi saat ini sudah dukembalikan. Kami sempat tegor perawat kemarin karena menarik biaya,” imbuhnya. (hoki/rud)





