Peningkatan Efisiensi Reproduksi Sapi Induk Lokal Peranakan Ongole Pada Kegiatan Kandidat Magister Mengabdi di Desa Pakijangan Kecamatan Wonorejo Pasuruan
Oleh : Lukman Affandhy S
Mahasiswa Pascasarjana
Program Studi: Magister Peternakan
Universitas Islam Malang
__________________________
ARTIKEL – Pada bulan April, Mei dan Juni 2023 bekerjasama dengan petugas lapang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, telah melakukan pengabdian pada Masyarakat berupa sosialisasi dan pembinaan kegiatan Kandidat Magister Mengamdi (KMM) di Desa Pakijangan Kecamatan Wonorejo dengan tema yaitu “Peningkatan Efisiensi Reproduksi Sapi Induk lokal Peranakan Ongole (PO) pada kelompok ternak”.
Secara administrasi di kecamatan Wonorejo terdapat 15 desa dengan populasi sapi potong lokal sejumlah 8.087 ekor pada tahun 2021 dengan kenaikan per tahun sekitar 2 % atau sebesar 8.248 ekor. Dipilihnya wilayah kecamatan Wonorejo dikarenakan merupakan salah satu wilayah lumbung sapi potong lokal bangsa sapi PO dengan populasi 25 % dari 8248 ekor atau sebanyak 2062 ekor.
Hasil pengamatan di lapang masih terjadi permasalahan reproduksi pada sapi induk lokal, antara lain kawin berulang (18,75%), hipofungsi ovarium (12,5%), keguguran (18,75%), lahir mati (6,25%), dan gangguan reproduksi lainnya (43,75%) (Gambar 1).
Gambar 1. Gangguan reproduksi sapi induk lokal di Desa Pakijangan
Pelaksanaan kegiatan KMM dilakukan di desa Pakijangan dengan mengumpulkan beberapa petani peternak yang memelihara sapi induk lokal di dusun Sentono, Ledok dan Tegalarum bersama tim Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Peternakan Universitas Islam Malang (UNISMA), petugas lapang dan beberapa kelompok tani ternak (Gambar 2).
Gambar 2. Bimbingan KMM Desa Pakijangan Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan
Usaha pengatasi permasalahan gangguan reproduksi yang terjadi pada sapi induk lokal PO dan silangannya (Simpo dan atau Limpo) dilakukan pembinaan melalui kegiatan KMM melalui introduksi teknologi bidang reproduksi antara lain teknik pemilihan calon sapi induk, pengenalan pengamatan tingkah laku estrus, manajemen perkawinan, penanganan sapi bunting, penanganan kelahiran dan laktasi serta penanganan gangguan reproduksi sapi induk.
Hasil KMM berupa pemberian suplemen mineral plus yang diberikan pada sapi kawin berulang pasca beranak bisa menghasilkan kejadian birahi (50 %), kebuntingan (46 %) dan belum tahu (4 %) (Gambar 3), demikian pula pengetahun tentang terjadinya tanda birahi pada peternak sebelum dan sesudah KMM terjadi peningkatan keterampilan pengetahuan peternak yaitu dari skor 1,50 menjadi 3,25 (46,15 %).
Sebelum KMM umumnya peternak untuk pengamatan birahinya hanya dengan mendengar suara “bengok-berngok” dan nafsu makan berkurang, tetapi setelah pembinaan KMM pengetahuan tentang terjadinya tanta birahi bertambah, antara lain, “Abang Aboh Angat” (3A) dam keluar lendir pada alat kelamin sapi betina, menaiki sesama sapi dalam kendang, ekor terangat keatas selain teriak-teriak dan tidak mau makan serta kadang-kadang keluar air mata.
Pengamatan terjadinya birahi ini sangat penting yang bisa berpengaruh terhadap waktu perkawinan sapi induknya yang tepat waktu baik secara alami ataupun Inseminasi Buatan (IB) oleh inseminator yang bisa berdampak terhadap terjadinya kebuntingan dan kelahiran pedet setiap tahun serta bisa menambah income petani peternak (Gambar 3).
Gambar 3. Kejadian estrus dan kebuntingan sapi induk local di peternakan rakyat melalui kegiatan KMM di Desa Pakinjangan Kec. Wonorejo Kabupaten Pasuruan Jawa Timur
Kegiatan yang dilakukan selama KMM antara lain melakukan koordinasi dan izinrencana KMM pada dinas terkait (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasuruan dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Pasuruan), wawancara dengan peternak dan petugas lapang (Manteri Peternakan, Inseminator), pembinaan KMM, pengisian kuisener KMM, dan pengamatan hasil KMM di desa Pakijangan Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur (Gambar 4).
Gambar. 4 Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan KMM di Kec. Wonorejo Kabupaten Pasuruan
Kesimpulan :
Pelaksanakan KMM pada sapi induk lokal di peternakan rakyat Desa Pakijangan Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan melalui perbaikan introduksi teknologi reproduksi, suplementasi mineral dan pengetahuan birahi sapi induk bisa meningkatkan efisiensi reproduksi berupa meningkatnya kejadian birahi/estrus dan persentasi kebuntingan pada sapi yang kawin berulang pasca beranak.