Peran Pemuda dalam Politik : Membangun Demokrasi yang Inklusif dan Berkelanjutan
Oleh : Uswatun Hasanah
____________________________________
OPINI – Pemuda memiliki peran penting dalam membangun demokrasi yang inklusif dan berkelanjutan. Sebagai generasi penerus, mereka memiliki idealisme, energi, dan inovasi yang dapat memperkuat sistem politik yang lebih transparan dan partisipatif.
Namun, dalam praktiknya, keterlibatan pemuda dalam politik masih menghadapi banyak tantangan, seperti rendahnya tingkat partisipasi dalam pemilu, kurangnya representasi di parlemen, serta dominasi elite politik lama.
Di era digital saat ini, pemuda memiliki akses lebih luas terhadap informasi dan alat untuk berkontribusi dalam politik, baik melalui media sosial, organisasi kepemudaan, maupun gerakan sosial. Oleh karena itu, penting untuk mendorong peran aktif pemuda agar mereka tidak hanya menjadi objek dalam politik, tetapi juga agen perubahan dalam membangun demokrasi yang lebih baik.
Beberapa data yang menggambarkan peran dan tantangan pemuda dalam politik:
a. Partisipasi dalam Pemilu :
Menurut data KPU Indonesia, pada Pemilu 2024, pemilih muda (berusia 17-40 tahun) mencapai lebih dari 60% dari total pemilih.
• Namun, angka golput di kalangan pemuda masih cukup tinggi, menunjukkan masih adanya apatisme politik.
b. Keterwakilan Pemuda di Parlemen:
Berdasarkan laporan Inter-Parliamentary Union (IPU) 2023, hanya 2,6% anggota parlemen di dunia berusia di bawah 30 tahun, dan sekitar 17,5% berusia di bawah 40 tahun.
• Di Indonesia, jumlah anggota DPR dari kalangan muda masih tergolong rendah dibandingkan kelompok usia yang lebih tua.
c. Pengaruh Media Sosial dalam Politik:
Survei menunjukkan bahwa lebih dari 70% pemuda mendapatkan informasi politik dari media sosial, yang menjadi alat utama dalam membentuk opini dan mobilisasi politik.
• Namun, tingginya penyebaran hoaks dan misinformasi juga menjadi tantangan besar bagi keterlibatan politik yang sehat.
Masalah yang Dihadapi Pemuda dalam Politik
1. Rendahnya Partisipasi Politik di Luar Pemilu
• Banyak pemuda hanya aktif dalam pemilu tetapi tidak berperan dalam diskusi kebijakan, advokasi, atau gerakan politik lainnya.
• Masih ada sikap apatis terhadap politik karena dianggap tidak membawa perubahan nyata.
2. Minimnya Kesempatan bagi Pemuda untuk Berperan di Politik Formal
• Partai politik masih didominasi oleh elite lama, sehingga sulit bagi pemuda untuk masuk ke dalam struktur politik formal.
• Mahalnya biaya politik dan kurangnya dukungan finansial bagi calon muda menjadi hambatan besar.
3. Kurangnya Literasi Politik dan Kritis terhadap Informasi
• Banyak pemuda masih kurang memahami sistem politik dan kebijakan publik.
• Penyebaran hoaks dan propaganda di media sosial sering kali memengaruhi opini politik tanpa dasar yang kuat.
4. Minimnya Pendidikan Politik Sejak Dini
• Kurikulum pendidikan formal masih kurang memberikan wawasan tentang politik dan demokrasi.
Solusi dan Strategi untuk Meningkatkan Peran Pemuda dalam Politik
1..Meningkatkan Partisipasi Pemuda dalam Politik
• Kampanye untuk mendorong kesadaran politik sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
2. Membuka Ruang bagi Pemuda dalam Politik Formal
• Mendorong partai politik untuk memberikan kuota bagi calon legislatif muda dan mendukung regenerasi kepemimpinan.
3. Meningkatkan Literasi Politik dan Digital
• Mengadakan pelatihan dan seminar politik bagi pemuda untuk memahami sistem politik, kebijakan publik, dan cara berpartisipasi secara efektif.
4. Memanfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Keterlibatan Politik
• Menggunakan platform media sosial sebagai alat edukasi politik yang lebih menarik bagi anak muda.
Kesimpulan
Pemuda memiliki potensi besar dalam membangun demokrasi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, tantangan seperti rendahnya partisipasi politik, minimnya akses ke politik formal, serta kurangnya literasi politik perlu segera diatasi.
Dengan strategi yang tepat, termasuk pendidikan politik, reformasi dalam sistem kepartaian, dan pemanfaatan teknologi, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang lebih aktif dalam menciptakan politik yang lebih transparan, adil, dan berorientasi pada masa depan.