Nasional

Sidoresik Bersama BEM Unusida Peringati Hari Peduli Sampah Nasional

×

Sidoresik Bersama BEM Unusida Peringati Hari Peduli Sampah Nasional

Sebarkan artikel ini
IMG 20200209 WA0109

SIDOARJO, Limadetik.com — Di Sidoarjo Ada Gerakan Tukar Sampah Plastik dengan Bibit Pohon serta bonus totebag untuk memperingati hari peduli sampah Nasional tahun 2020.

Gerakan ini dilakukan Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) dan Komunitas Sidoresik, untuk mengurangi volume sampah plastik di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Puluhan mahasiswa Unusida dan relawan Sidoresik mengajak masyarakat menukar sampah dengan bibit tanaman buah dan totebag. Satu kilo sampah ditukar dengan reward yang disiapkan.

“Salah satu kampanye diet sampah plastik adalah dengan program pertukaran sampah plastik dengan bibit pohon buah-buahan dan totebag ramah lingkungan,” ujar CEO Sidoresik, Achmad Muhdlor Ali, di sela acara peringatan hari peduli sampah nasional di Alun-alun Sidoarjo, Minggu (9/2/2020).

Menurut Gus Muhdlor sapaan akrabnya, sampah plastik merupakan masalah yang cukup pelik di semua daerah, termasuk Sidoarjo, volumenya tiap hari terus bertambah seiring dengan aktifitas masyarakat. Untuk itulah, gerakan menukar sampah dengan tanaman pohon dan totebag digalakkan secara masif.

“Gerakan menukar sampah ini digagas bersama BEM Unusida, yang menjadi kajian rutin pihak Kementrian Lingkungan Hidup BEM Unusida, selain itu, kami mengajak warga masyarakat dan pedagang pasar, diimbau mengumpulkan sampah organik maupun anorganik dan menukarnya dengan bibit pohon” jelasnya.

“Sampah yang terkumpul ini, selanjutnya akan dikumpulkan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). Sampah organik yang diperoleh diolah menjadi kompos sedangkan sampah plastik diproses menjadi solar” tambah Gus Muhdlor.

Sementara itu, Koordinator aksi Fathandi, dalam acara tersebut menegaskan produksi sampah yang yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah sampah plastik.

“Hampir 1.800 ton per hari Sidoarjo menghasilkan sampah. Dari jumlah tersebut, ketika diserahkan ke pemerintah untuk melakukan penanganan, itu tidak mungkin. Makanya kita gerakan bersama masyarakat kurangi sampah, terutama plastik, karena susah diuraikan secara alami,” ungkap Fathandi.

Sampah, terutama plastik, lanjut Fathandi saat ini menjadi perhatian kita. Alasannya, sampah plastik berpotensi merugikan lingkungan, manusia dan satwa.

“(Contohnya) Sampah plastik di laut, itu nanti bisa menjadi ukuran mikro, kecil sekali, hingga bisa masuk penceranaan ikan, ikannya nanti kita makan, itu termasuk rantai makanan juga,” jelasnya. (tnt/yd)