LIMADETIK.COM, SUMENEP – Tim KKN-T 17 UTM yang sedang melakukan pengabdian masyarakat menggelar sosialisasi pengelolaan limbah tulang ikan kepada ibu-ibu di desa Bringsang. Penyaji dari tim KKN tersebut Dzilalin Najmi menjelaskan sosialisasi ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah tulang ikan.
Di samping itu sosialisasi yang digelar di salah satu rumah warga tersebut agar membuat ibu-ibu dapat mengurangi limbah rumah tangga.
“Disini banyak mata pencahariannya itu nelayan dan banyak sekali ikan yang dikonsumsi dan meninggalkan limbah yang kita kenal dengan limbah tulang ikan. Disini kami mensosialisasikan agar dapat memanfaatkan tulang ikan itu agar dapat menjadi bahan tambahan pembuatan kerupuk” kata Alin, mahasiswa TIP dalam keterangannya, Jumat (13/1/2023).
Dalam sosialisasi tersebut, TIM KKN-17 UTM mempraktekan langsung cara-cara mengolah limbah tulang ikan hingga dapat dikonsumsi, seperti pencucian, pengukusan, penghalusan dan pencetakan, hingga penggorengan.
Alin menjelaskan semua tulang ikan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pembuatan kerupuk sebab mengandung tulang ikan kaya akan mineralseperti zat besi dan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang.
“Setelah membersihkan limbah tulang ikan, kita harus mengukus tulang ikan kurang lebih selama 1 jam terlebih dahulu ibu-ibu. Disini kami juga menyiapkan bahan bahan seperti tepung tapioka,kemudian tepung terigu, kaldu bubuk, garam, lada, bawang putih, air dan es batu” ujar Alin.
Lebih lanjut Alin mengatakan, para ibu rumah tangga juga diedukasi tentang proses diversifikasi atau penganekaragaman produk komoditas dimana daging yang sudah dipakai maka tulangnya juga dapat dimanfaatkan.
“Untuk prosesnya sendiri diawali dengan pencucian tulang ikan kemudian dikukus selama satu jam hingga tulangnya menjadi sedikit lunak, kemudian diblender menggunakan es batu untuk menjaga stabilitas suhu tulang ikan saat diblender” terangnya.
Setelah itu kata Alin, tulang ikan menjadi halus dicampurkan dengan bahan-bahan padat seperti tepung terigu, tepung tapioka, garam dan kaldu bubuk serta bawang putih yang sudah dihaluskan dan ditambahkan air untuk dijadikan adonan. “Dikukus, adonan kemudian dimasukkan ke dalam plastik lalu dipotong tipis tipis hingga dikeringkan selama satu hari” imbuh Alin.
Sementara itu, salah satu perangkat desa yang menghadiri sosialisasi tersebut, Rika, mengatakan ibu-ibu antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Rika berharap, para Ibu dapat memaanfaatkan limbah tulang ikan untuk dikonsumsi ataupun untuk dipasarkan nantinya.
“Semoga hasilnya bisa dinikmati ya, atau bisa dijual jadi produk baru, soalnya saya juga jualan kerupuk. Tapi belum tau yang kayak gini” sebutnya.