SUMENEP, limadetik.com – Harga garam rakyat di Sumenep, Jawa Timur sejak beberapa bulan ini tidak lagi seasin rasanya. Sebab, harga garam belakangan ini semakin anjlok dengan harga dikisaran Rp. 900 hingga Rp. 1,000 per kg.
”Apabila dibandingkan dengan harga pada saat musim produksi, justru kini turun drastis. Saat ini di tingkat petani hanya antara Rp 900 hingga Rp 1.000 per kg. Padahal sebelumnya Rp 1.200 hingga Rp 1.500 per kg,” kata Ketua Paguyuban Petani Garam Rakyat Sumenep (Perras), Hasan Basri, Senin (18/3/2019).
Turunnya harga garam di musim penghujan tidaklah biasa. Sebab, biasanya pada saat turun hujan harga semakin mahal, karena petani tidak lagi memproduksi garam. Tetapi faktanya, harga garam justru semakin merosot di musim penghujan.
Disamping itu, pembeli baik pabrikan atau perusahaan maupun pedagang seperti dari Rembang, Jawa Tengah yang biasa datang ke centra produksi garam melakukan pembelian malah tidak ada. Akibatnya, ribuan ton garam rakyat hasil produksi musim lalu menumpuk di gudang penyimpanan petani.
”Perkiraan kami stok garam rakyat yang belum terjual di tingkat petani sekitar 50 ribu ton,” terangnya.
Hasan menduga tidak bergairahnya pasar garam rakyat di daerahnya diduga karena masuknya garam impor ke Indonesia. Sebab, secara kwalitas lebih bagus dan harganya lebih murah. Akibatnya, perusahaan enggan membeli garam lokal.
”Dengan persoalan ini, kami harap Pemerintah mencari solusi. Agar tidak terus-terusan petani menerima efek yang kurang nenguntungkan dari impor garam,” tukasnya. (hoki/dyt)