Nasional

Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Sosialisasikan Filter Air Hujan Menjadi Air Layak

×

Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Sosialisasikan Filter Air Hujan Menjadi Air Layak

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Sosialisasikan Filter Air Hujan Menjadi Air Layak
FOTO: Mahasiswa KKN UTM bersama Guru SDN Kwanyar Barat 01 Bangkalan

LIMADETIK.COM, BANGKALAN – Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Membuat Program Kerja Sosialisasi dan Edukasi Tentang Filter Air Sederhana Untuk Mengolah Air Hujan Menjadi Air Layak Pakai Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), Yang Bertujuan Untuk Mengenalkan Manfaat Penampungan Air Hujan Sederhana Pada Skala Rumah Maupun Instansi Pedidikan.

Kegiatan ini Pengabdian Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Widya Trio Pangestu, di Desa Kwanyar Barat Kecamatan Kwayar, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (15/1/2023).

Menurut Ketua Korlap KKN UTM Riki Pranata Surya, dipilihnya Desa Kwanyar Barat sebagai tempat sosialisasi karena diketahui, merupakan salah satu desa di daerah Bangkalan yang termasuk daerah pesisir.

“Daerah pesisir merupakan daerah yang memiliki kualitas air yang tidak stabil dan itu disebabkan oleh kondisi wilayah yang memiliki jenis tanah regosal dan juga tanah yang memiliki kadar air sangat sedikit sekaligus sangat miskin unsur hara yang dimana dapat mempengaruhi pengolahan, pengaliran, dan distribusi air” katanya.

Selain karna jenis faktor tanah kata Riki, warga di daerah pesisir juga minim kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dan bersih. Hal ini dapat dilihat dari terbengkalainya bak pengolahan sampah, sumber air yang terkontaminasi batu kapur, masyarakat yang membuang limbah hasil rumah tangga dilaut, dan kotoran-kotoran sapi yang berserakan di jalan-jalan pemukiman warga.

“Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada beberapa tahun lalu, hanya sekitar 74% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih, angka tersebut semakin menurun untuk penduduk di luar daerah metropolitan terkhusus daerah pesisir” ucapnya Riki.

Jika tidak tersedia air bersih, (air yang tidak terkontaminasi) lanjut dia, kebutuhan harian higienis, seperti membersihkan tubuh, minuman, makanan, dan pakaian tidak dapat dilakukan.

Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Sosialisasikan Filter Air Hujan Menjadi Air Layak
FOTO: Warga dan para guru SD mengikuti sosialisasi pemanfaatan air hujan

Mengacu pada Rainwater Harvesting For Domestic Use oleh Janette Worm dan Tim Van Hattum (2006), jika kita lihat lebih jauh lagi bukan hanya penduduk Indonesia yang kesulitan mendapatkan akses air layak pakai, tetapi sebagian besar mayoritas penduduk di dunia banyak yang sulit untuk mendapatkan akses air layak pakai untuk kebutuhan higienis rumah tangga. Bahkan ada daerah yang benar-benar tidak terdistribusi air bersih yang layak pakai.

Dikarenakan alasan tersebut Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura berinisiatif untuk mengurangi masalah kebutuhan akan air bersih dan air layak pakai dengan membuat suatu program kerja, dimana air hujan dimanfaatkan sebagai penunjang kebutuhan akan air bersih dan air layak pakai.

“Program kerja Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura diawali dengan pelaksanaan sosialisasi dan edukasi tentang filter air sederhana untuk mengolah air hujan menjadi air layak pakai” tutur Riki.

Sementara, Imanahsity, tenaga pengajar di SDN Kwanyar Barat 01 mengatakan, banyak air tanah atau air PDAM yang merupakan sumber air bersih utama warga tercemar oleh batu kapur dan terasa aneh.

“Karena itu air hujan yang jatuh dan kebanyakan terbuang mengalir begitu saja ke sungai bisa digunakan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut” katanya.

Ia menuturkan, perlu diketahui bahwa sebagian air di daerah kwanyar barat terkontaminasi oleh batu kapur dan adakah solusi yang efisien untuk menghilangkan partikel batu kapur yang tercampur dengan air.

“Jika bisa mohon dijelaskan karna ini merupakan pembahasan yang menarik dan bisa kami gunakan untuk edukasi dan kegiatan penunjang untuk anak didik kami di SDN Kwanyar Barat 01” pintanya dalam saat bertanya.

Pertanyaan Imanahsity itu terlontar ketika mengikuti kegiatan diskusi dengan mahasiwa KKN Universitas Trunojoyo pada acara Sosialisasi Dan Edukasi Tentang Filter Air Sederhana Untuk Mengolah Air Hujan Menjadi Air Layak Pakai Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) pada Kamis 12 Januari 2023.

Adapun materi yang dipaparkan dalam diskusi bersama warga sekitar, kepala sekolah, dan tenaga pengajar di Desa Kwanyar Barat adalah manfaat air hujan, cara pemanfaatan air hujan yang didapatkan dari musim penghujan, jenis alat penyaringan untuk filterisasi air hujan secara sederhana, dan cara membuat alat penyaringan untuk filterisasi.

Berikut beberapa manfaat filterisasi air hujan secara sederhana yang bisa diketahui :

1. Mengurangi daerah banjir akibat hujan
2. Mengatasi permasalahan kekurangan air layak pakai
3. Menambah pasokan air yang masuk ke tanah
4. Menghemat penggunaan sumber air baik dari tanah maupun air PDAM yang merupakan sumber air utama warga
5. Memperbaiki kualitas tanah yang memiliki kadar air sangat sedikit sekaligus sangat miskin unsur hara
6. Menjaga keseimbangan hidrologi pada air tanah, sehingga bisa mencega intrusi air laut
7. Memperbaiki kualitas air yang tercemar dan terkontaminasi dari dekomposisi bahan organik, material atap, polutan di udara, dan batu kapur agar bisa menjadi air layak pakai.

Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Sosialisasikan Filter Air Hujan Menjadi Air Layak
FOTO: Mahasiswa KKN UTM saat memberikan materi sosialisasi pemanfaatan air hujan

Dikarenakan warga Desa Kwanyar Barat adalah Suku Madura yang tinggal di daerah pesisir dan menganut sistem penempatan rumah dengan pola Tanean Lanjheng, oleh sebab itu rumah mereka berdekatan dan sangat padat, sehingga meyebabkan lahan kosong di kawasan rumah mereka sangat terbatas dan tentunya alat penyaringan dan instalasi penampungan air hujan harus dibuat sederhana.

Berikut beberapa contoh alat penyaringan untuk filterisasi air hujan secara sederhana yang dapat dibuat dengan mudah, hanya memerlukan bahan sederhana, dan tentunya dapat diaplikasikan pada rumah-rumah yang terbatas lahannya:

Berikut hal-hal yang yang harus diperhatikan untuk mengaplikasikan sistem Rain Harvesting :

Pertama, membuat alat penampungan air hujan berupa talang disepanjang tepian atap umah lalu disalurkan ke tangki dan diteruskan ke bak penampungan yang di tempatkan di halaman belakang rumah.

Kedua, tangki bagian atas berfungsi sebagai alat peyaringan yang dimana untukmenyaring air dari partikel-partikel kecil tak kasar mata yang tercampur air hujan, daun dan ranting, dan kotoran yang terbawa air hujan. waktu yang dibutuhkan untuk menyaring air hujan yang turun adalah 20 menit pertama. Bisa kita lihat bahwa hasil penyaringan air pertama terdapat banyak kandungan kotoran, polutan, material atap, dan bahan organik, yang tentunya wajib diolah secara khusus.

Ketiga, setelah 2 proses tersebut, selanjutnya air dialirkan pada tangki ke 2 yang didalamnya terdapat 2 buah jenis bak yang terpisah dengan masing-masing fungsi yang berbeda. Bak paling atas berisi lapisan penyaringan dari partikel yang terbesar hingga terkecil, dan urutannya ialah batu, sabut kelapa, arang, ijuk, dan spons.

“Sementara bak kedua ialah bak penampungan dan berfungsi untuk meyimpang air yang sudah bersih dan siap digunakan. Setelah semuah proses peyaringan selesai, tentunya masuk ketahap terakhir, yaitu air bersih yang siap didistribusikan ke toilet, wastafel, dan tandon air di lantai dua dengan menggunakan pompa air” papar Riki.

Dengan demikian, diharapkan warga Desa Kwanyar Barat dapat memenuhi kebutuhan air bersih dan layak pakai dengan menyimpan air hujan yang ditampung oleh bak-bak filterisasi. Air hujan hasil filterisasi digunakan untuk kebutuhan mandi mencuci, toilet, dan aktifitas lainnya, kecuali untuk aktifitas memasak.