Daerah

Batal Ke Orong Telu, Bupati Sumbawa Dinilai Pengecut

×

Batal Ke Orong Telu, Bupati Sumbawa Dinilai Pengecut

Sebarkan artikel ini
Batal Ke Orong Telu, Bupati Sumbawa Dinilai Pengecut
Hendra Jaya, Tokoh Pemuda Orong Telu

Batal Ke Orong Telu, Bupati Sumbawa Dinilai Pengecut

LIMADETIK.COM, SUMBAWA – Kekecewaan mendalam dirasakan oleh masyarakat Orong Telu setelah Bupati Sumbawa Ir. H. Syarafuddin Jarot membatalkan kunjungannya ke wilayah tersebut. Keputusan ini memicu kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan pemuda.

Hendra Jaya, tokoh pemuda Orong Telu sekaligus Sekretaris Jenderal ISMA’U NTB, menilai alasan yang disampaikan oleh Bupati Sumbawa tidak dapat diterima dan melukai perasaan masyarakat Orong Telu.

Hendra Jaya mengungkapkan bahwa ada dua alasan utama yang disampaikan oleh pihak Bupati terkait pembatalan tersebut. “Alasan pertama karena takut dengan kondisi cuaca, dan alasan kedua karena takut dengan jalan yang rusak parah di Orong Telu,” ujarnya dalam wawancara dengan Limadetik.com

Menurut Hendra, alasan tersebut mencerminkan ketidakmampuan Bupati dalam memahami penderitaan masyarakat Orong Telu yang selama puluhan tahun telah hidup dalam kondisi sulit akibat buruknya infrastruktur jalan.

“Kalau takut dengan jalan rusak, berarti Bupati sendiri sedang mengkritik pemerintahan nya dan pemerintah sebelumnya yang tidak mampu memperbaiki kondisi ini. Ini adalah bentuk ketidakmampuan memimpin,” tegasnya.

Hendra juga menyoroti ketidakkonsistenan sikap Bupati. Ia mengingatkan bahwa saat masa kampanye, Bupati tidak ragu untuk datang ke Orong Telu meski menghadapi hujan dan jalan berlumpur.

“Saat kampanye dulu, hujan-hujanan dan jalan separah apapun diterjang. Tapi sekarang, setelah terpilih, malah takut ke Orong Telu. Ini jelas menunjukkan sikap Bupati yang menganaktirikan Orong Telu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Hendra menuntut agar Bupati mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kondisi jalan di Orong Telu daripada sibuk dengan alasan ketakutan.

“Bupati harus bekerja secara profesional, jangan jadi pemimpin yang pengecut. Jangan hanya banyak bicara dan memberi janji kosong. Kalau memang takut dengan kondisi jalan, perbaiki jalannya. Itu solusi yang diharapkan masyarakat,” tegasnya.

Kritik ini muncul bahkan sebelum masa 100 hari kerja Bupati berakhir. Menurut Hendra, pembatalan kunjungan ini mencerminkan ketidakmampuan Bupati dalam mengambil kebijakan strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

“Belum 100 hari menjabat, sudah terlihat ketidakmampuan dalam mengambil kebijakan yang strategis. Masyarakat Orong Telu butuh pemimpin yang berani dan berpihak pada rakyat, bukan yang mudah mencari alasan,” pungkasnya.

Masyarakat Orong Telu kini menantikan tanggapan dari Bupati atas kritik tersebut. Mereka berharap agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan konkret untuk memperbaiki akses jalan dan menunjukkan keberpihakan nyata terhadap wilayah yang selama ini terpinggirkan.