Scroll Untuk Membaca Artikel
Internasional

Bentrok di Yerussalem, 176 Warga Palestina Terluka Akibat Kebiadaban Tentara dan Peluru Israel

×

Bentrok di Yerussalem, 176 Warga Palestina Terluka Akibat Kebiadaban Tentara dan Peluru Israel

Sebarkan artikel ini
palestina yerussalem
sejumlah warga palestina berhamburan setelah ditembaki tentara israel

Minggu,(14/1/2018)

YERUSALEM, Limadetik.com – Sedikitnya 176 warga Palestina telah terluka akibat amunisi Israel dalam protes atas pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel pada hari Jum’at (12/01) kemarin.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Pada tanggal 6 Desember, Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel dan bersiap memindahkan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke sana. Keputusan presiden AS itu menyebabkan kemarahan di seluruh dunia Arab dan Muslim serta keprihatinan di kalangan sekutu-sekutu Washington di Eropa serta Rusia. Hanya Israel yang menyambutnya dengan senang hati.

Hingga kini, setiap hari Jumat, ratusan warga Palestina melakukan protes dan bentrok dengan tentara Israel di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki untuk memprotes keputusan Trump.

Pada hari Jum’at lalu Ratusan warga Palestina di Gaza mendekati pagar perbatasan di wilayah-wilayah pendudukan dan melemparkan batu ke tentara Israel yang menembakkan tabung gas air mata untuk membubarkan mereka.

Beberapa pemerotes melemparkan batu dan membakar ban di beberapa kota di Tepi Barat. Tentara Israel menembakkan gas air mata dan melemparkan granat setrum.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan total 176 pemrotes terluka dalam bentrokan hari Jumat di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sebanyak 17 warga Palestina telah terbunuh sejak pengumuman Trump tentang keputusannya tentang Yerusalem al-Quds.

Perubahan dramatis dalam kebijakan Washington terhadap kota tersebut memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki, Iran, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Maroko dan negara-negara Muslim lainnya.

Pada tanggal 21 Desember, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memilih sebuah resolusi yang meminta AS untuk menarik keputusan kontroversialnya. (ARN/LD)

× How can I help you?