LIMADETIK.COM, SUMENEP – Sebuah video yang merekam suasana pencairan bantuan, BLT BBM tahap II, program sembako Triwulan IV dan PKH Triwulan IV bagi warga Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep sempat menui protes.
Video tersebut beredar diberbagai media sosial, termasuk group whatsApp. Dalam sejumlah video yang beredar pada hari Senin, 28 November 2022 itu, terlihat puluhan warga Jaddung menggeruduk Kantor POS Pragaan, protes karena tidak terima undangan.
Terlihat dalam video itu, tampak berdesakan dengan warga desa lain, memenuhi halaman hingga ke dalam ruang Kantor POS Pragaan.
Informasi yang didapat media ini, warga mendatangi Kantor POS Pragaan menuntut pencairan bantuan yang menjadi haknya.
Sebab, mereka menerima informasi mendapatkan bantuan dari Pemerintah, namun tidak menerima undangan pencairan yang berlangsung di Kantor POS.
“Bantuan BBM kisruh, Jaddung, Jaddung. Di data ada, ternyata tidak dapat undangan, kisruh, kisruh,” kata seorang pria yang mengambil salah satu video yang beredar.
Dari video tersebut, terdengar masyarakat menuntut agar pihak Kantor POS mencairkan bantuan warga Desa Jaddung lebih dulu ketimbang penerima dari desa lain.
Bahkan, ia melarang pihak POS mencairkan bantuan milik penerima yang lain.
“Tidak boleh panggil (penerima) yang lain, harus Jaddung,” teriak warga dengan nada protes.
“Jaddung duluan,” imbuh warga yang lain.
Hal yang sama diungkapkan pengambil video yang nampaknya menjadi penerima bantuan.
“Harus selesai hari ini Jaddung, baik yang menerima undangan maupun yang tidak menerima undangan,” ucapnya.
Menanggapi video yang beredar, Executive Manager Kantor Cabang POS Sumenep, Nur Lailiana mengatakan, warga yang geruduk Kantor POS Pragaan itu adalah penerima bantuan yang tidak mendapatkan undangan.
“Ada sejumlah masyarakat yang tidak mendapat undangan, padahal kami selama ini sudah bekerja sama dengan pemerintah desa setempat, untuk menyampaikan undangan,” kata Nur Lailiana Senin (28/11/2022) malam.
Nur Laili juga membocorkan, pihak POS Cabang Sumenep sudah menyampaikan undangan bagi penerima bantuan kepada Pemerintah Desa, empat hari sebelum jadwal pencairan.
Karena itu, pihaknya juga bertanya-tanya, mengapa ada sebagian warga yang masih belum menerima undangan tersebut, hingga jadwal pencairan bantuan.
“Kami juga tidak tahu, kenapa kok masih ada yang belum mendapat undangan,” ujarnya.
Meski sebagian warga Jaddung datang tak membawa undangan, faktanya pihak POS Sumenep tidak mempersulit mereka. Laili menyatakan pihaknya tetap melayani pencairan bantuan.
“Kami tetap melayani, walaupun tidak bawa undangan. Kami cek KTP-nya, di data kami kan ada data norminatif, jika memang tercatat sebagai penerima, hari itu juga langsung kami berikan” terang Lali.
Namun, karena proses pengecekan menggunakan KTP agak lama, akhirnya sempat terjadi kekisruhan.
“Karena data kami banyak, pengecekannya agak lama. Yang ada datanya disitu kami bayarkan, alhamdulilah ada sepuluh orang sudah clear,” pungkas Laili.
Sementara, Kepala Desa Jaddung, Kusnadi membantah, jika undangan dari Kantor POS untuk pencairan bantuan tidak diantarkan kepada warganya yang menjadi penerima.
“Bukan tak dibagikan, saat ini sudah ada di Kantor POS. Itu sudah. Semua sesuai jumlah penerima ” kata Kusnadi, saat dikonfirmasi.
Kades Jaddung itu juga mengakui bahwa undangan memang tak langsung diantarkan semua kepada setiap perima bantuan. Hal itu karena terkendala hujan.
“Iya, undangan belum sampai atau diterima semua, karena malam itu kendalanya hujan. Tapi paginya dibagikan semua. Alhamdulillah sudah selesai semua, dengan jumlah 802 penerima,” pungkasnya.