Sosbud

Bupati Trenggalek Melarung Kepala Kerbau di DAM Bagong Kelurahan Ngantru

×

Bupati Trenggalek Melarung Kepala Kerbau di DAM Bagong Kelurahan Ngantru

Sebarkan artikel ini
Bupati Trenggalek Melarung Kepala Kerbau di DAM Bagong Kelurahan Ngantru
Bupati Trenggalek Mohammad Nur Arifin saat melarung kepala kerbau

Bupati Trenggalek Melarung Kepala Kerbau di DAM Bagong Kelurahan Ngantru

LIMADETIK.COM, TRENGGALEK – Puncak acara Nyadran DAM Bagong, Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek berlangsung meriah, Jumat (7/6/2024).

Ratusan warga menyaksikan larung kepala kerbau bule, lengkap dengan kaki dan kulitnya ke aliran sungai DAM Bagong.

Kebo Bule yang diberi nama Surya Maesa Tungga itu merupakan kerbau yang telah dikirab dari Makam Roro Krandon di Makam Desa Kerjo, Kecamatan Karangan menuju Pendapa Manggala Praja Nugraha, hingga area Setana Bagong.

Kepala, kulit dan kaki kerbau yang telah dilarung oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin tersebut diperebutkan warga yang telah menunggu di aliran sungai DAM Bagong.

Tak mudah mendapatkannya, mereka harus menyelam mencari keberadaan kepala kerbau ini di kedalaman sungai.

“Terima kasih seluruh masyarakat Ngantru dan Masyarakat Desa Kerjo, serta masyarakat yang juga menerima manfaat aliran sungai DAM Bagong,” kata Mas Ipin sapaan akrab Mochamad Nur Arifin, Jumat (7/6/2024).

Mas Ipin menuturkan, Nyadran DAM Bagong merupakan bentuk syukur para petani atas ketersediaan air di sawah sehingga bisa terus menanam padi.

Bupati Mas Ipin Larung Kepala Kerbau Bule di DAM Bagong Trenggalek, bentuk syukur para petani. Bentuk syukur tersebut diwujudkan untuk shodaqoh dengan membagikan daging kerbau yang disembelih tersebut ke warga di sekitar DAM Bagong.

“Kerbaunya juga memilih yang terbaik jadi syukurnya betul-betul bersyukur,” lanjutnya.

Hujan yang turun di tengah tradisi tahunan tersebut menurut Mas Ipin juga menjadi berkah untuk para petani yang saat ini tengah menanam padi.

“Kelihatannya seperti kemarau, kering dan alhamdulillah hari ini diberi rintik hujan yang menenangkan hati. Saya doakan semuanya rejekinya lancar,” ucap Mas Ipin.

Nyadran Dam Bagong sendiri merupakan tradisi turun temurun yang dipertahankan oleh masyarakat sekitar.

Tradisi ini berawal dari cerita Mbok Roro Krandon yang mempunyai gajah putih yang mana gajah tersebut dipinjam oleh Menak Sopal yang merupakan Tokoh Pertanian Kabupaten Trenggalek.

“Setelah dipinjam beberapa waktu, ternyata gajah putih tersebut justru ditumbalkan untuk membuat DAM Bagong agar Trenggalek terbebas dari bencana banjir” pungkasnya.