Muhammad Thoyyib Nurfalah: Menggugat Tambang, Menyelamatkan Sulawesi Tenggara
LIMADETIK.COM, KENDARI – Fungsionaris PB HMI yang sekaligus Peserta LK III (Advance Training) Badko Sulawesi Tenggara, Muhammad Thoyyib Nurfalah, memberikan respon reflektif, ideologis, dan konstruktif terkait dampak tambang terhadap kehidupan masyarakat di Sulawesi Tenggara.
Hal itu ia ungkapkan dalam sesi diskusi yang berlangsung di Gedung BPSDM Sulawesi Tenggara, Thoyyib mengupas berbagai aspek yang terpengaruh oleh aktivitas pertambangan, mulai dari lingkungan, sosial, hingga ekonomi.
Thoyyib memulai dengan refleksi mendalam tentang kondisi lingkungan yang kian terancam. “Kita melihat hutan-hutan yang dulu hijau kini mulai gundul, sungai yang dulunya jernih sekarang tercemar oleh limbah tambang. Ini bukan hanya tentang kehilangan keindahan alam, tetapi juga tentang hilangnya sumber mata pencaharian dan air bersih bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Thoyyib kemudian mengaitkan isu ini dengan nilai-nilai ideologis yang dipegang oleh masyarakat Sulawesi Utara. “Kita harus mengingat bahwa tanah ini adalah warisan leluhur kita yang harus dijaga. Pertambangan yang tidak terkendali adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan tanggung jawab kita terhadap generasi mendatang,” tegasnya.
Menutup diskusinya, Fungsionaris PB HMI tersebut menawarkan solusi yang konstruktif. “Pemerintah dan perusahaan tambang harus duduk bersama dengan masyarakat untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Implementasi teknologi ramah lingkungan, pengawasan ketat terhadap operasional tambang, serta pemberdayaan masyarakat melalui program CSR yang nyata adalah langkah-langkah yang bisa diambil,” sarannya.
Thoyyib juga menekankan pentingnya edukasi dan keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait tambang. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan pihak luar untuk menyelesaikan masalah ini. Masyarakat harus diberikan pengetahuan dan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga dan mengelola lingkungan mereka sendiri.” paparnya.
Kehadiran Muhammad Thoyyib Nurfalah dalam diskusi ini memberikan angin segar bagi upaya bersama dalam menghadapi dampak tambang di Sulawesi Tenggara. Pendekatan yang reflektif, ideologis, dan konstruktif yang ia tawarkan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk bergerak menuju solusi yang lebih baik.