SUMENEP, LimaDetik.Com – Sejak awal pekan ini cuaca ekstrem terjadi di perairan Sumenep, Jawa Timur. Berdasarkan prakiraan BMKG Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya, tinggi gelombang di Perairan Masalembu, Kangean, dan Sepudi berkisar antara 2,5 – 4 meter.
Akibat tingginya gelombang, para nelayan memilih tidak melaut. Selama itu, mereka memanfaatkan waktu dengan memperbaiki alat tangkap ikan yang rusak. Sebagian yang lain memperbaiki perahunya yang bocor.
“Hampir satu Minggu kami tidak melaut. Gelombang sangat tinggi. Apabila kami memaksa tetap melaut, berbahaya,” kata salah satu nelayan, Mad Rafik, Pelabuhan Bintaro, Desa Longos, Kecamatan Gapura, Jumat (5/2/2021).
Meski tidak melaut, sambung pria yang mengaku telah puluhan tahun sebagai nelayan, setiap pagi atau sore tetap ke pelabuhan guna mengecek kondisi perahunya. Sebab, besarnya deburan gelombang kadang kala menyebabkan air masuk ke dalam perahu.
“Jadi kami ke sini untuk menguras air yang masuk ke perahu. Kalau nggak dikuras, bisa-bisa tenggelam,” ujarnya.
Pihaknya berharap cuaca segera normal. Sebab, para nelayan selama tidak melaut tidak memiliki pendapatan. “Selama tidak melaut, ya tidak punyak pendapatan. Pendapatan kami dari cari ikan,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kalianget, Supriyanto mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG, pihaknya meminta seluruh operator kapal menunda pelayaran ke wilayah kepulauan Sumenep akibat tingginya gelombang.
“Dengan kondisi laut seperti itu, cukup membahayakan pelayaran. Kami imbau sementara waktu warga untuk tidak beraktifitas di laut,” sarannya.
(hoki/yd)