Artikel

Degradasi Ekosistem Raja Ampat, Krisis Lingkungan Akibat Ekspansi Industri Tambang

×

Degradasi Ekosistem Raja Ampat, Krisis Lingkungan Akibat Ekspansi Industri Tambang

Sebarkan artikel ini
Degradasi Ekosistem Raja Ampat, Krisis Lingkungan Akibat Ekspansi Industri Tambang
Ahmad Syafiqi

Degradasi Ekosistem Raja Ampat, Krisis Lingkungan Akibat Ekspansi Industri Tambang

Oleh : Ahmad Syafiqi
Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Bahaudin Mudhary

____________________________

ARTIKEL– Papua bukanlah tanah kosong. Ia adalah rumah bagi ribuan spesies langka, mamalia endemik, dan ekosistem laut yang luar biasa. Namun, mengapa selalu Papua yang menjadi korban? Mengapa wilayah yang begitu kaya secara ekologis justru dijadikan tumbal oleh mereka yang hanya mengejar keuntungan sesaat?

Pemerintah, sebagai pemegang otoritas tertinggi, seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga dan merawat ekosistem Indonesia. Bukan malah turut serta—secara langsung maupun tidak langsung—dalam kerusakan lingkungan yang akan membawa dampak jangka panjang bagi generasi mendatang.

Raja Ampat, salah satu surga wisata bahari dunia, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas pertambangan nikel skala besar oleh PT Gag Nikel. Berdasarkan informasi yang beredar, izin tambang di kawasan ini telah diberikan sejak era Presiden Soeharto. Meski sempat dihentikan pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) karena pertimbangan lingkungan, tambang ini kembali beroperasi di era Presiden Megawati Soekarnoputri.

Puncaknya, pada tahun 2018 di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, PT Gag Nikel mendapatkan izin penuh untuk menjalankan aktivitas pertambangan. Bahkan, pada 2023, muncul lagi perusahaan tambang lain, PT Kawel Minung Sejahtera, yang ikut mengeksplorasi wilayah tersebut.

Diperkirakan lebih dari 500 hektare hutan telah dibabat demi kepentingan industri nikel.

Kami, masyarakat Indonesia, merasa prihatin terhadap kondisi ini. Meski bukan penduduk asli Papua, kami menyadari betapa pentingnya wilayah ini sebagai penjaga keseimbangan ekologi Nusantara. Habitat satwa langka seperti burung Cenderawasih, kanguru pohon, dan burung Mambruk kini terancam punah, hanya karena kerakusan segelintir pihak yang mengabaikan dampak jangka panjang terhadap regenerasi hutan dan kelestarian alam.

Kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, kami menyerukan agar mengambil sikap tegas demi menjaga kelestarian ekosistem Indonesia. Jika kerusakan ini dibiarkan terus terjadi, maka gelar “paru-paru dunia” akan lenyap, dan warisan ekologis yang kita banggakan selama ini akan musnah perlahan-lahan.

Papua bukan sekadar wilayah kaya sumber daya alam, melainkan warisan leluhur yang tak ternilai. Sudah seharusnya kita rawat dan jaga bersama, bukan kita rusak demi keuntungan sesaat.