Delegasi Pelatihan PPM HCML di Banyuwangi Disorot, LPMS Sapudi Dinilai Nepotisme
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Proses rekrutmen peserta Pelatihan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) utusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Sapudi (LPMS) yang di gelar di Luminor Hotel Banyuwangi pada tanggal 28 – 30 Januari 2025 mulai disorot.
Pasalnya, proses pelatihan pengembangan ekonomi masyarakat tersebut dianggap sebagai acara formalitas belaka tanpa memperhatikan aspek nilai dan tepat sasaran peserta.
Informasi yang dihimpun media ini, peserta pelatihan yang seharusnya diseriusi untuk kemajuan peningkatan ekonomi Pulau Sapudi, justru dianggap menjadi forum keluarga LPMS.
Pemuda Pulau Sapudi, Supriyadi menilai sangat janggal dari utusan peserta yang didelegasikan oleh pihak LPMS Sapudi sebagai pendamping Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) HCML Pulau Sapudi.
Dia mengatakan bahwa LPMS Sapudi mengutus peserta pelatihan tersebut yang tidak lain adalah istrinya sendiri. Mereka tidak memberikan kesempatan pada pelaku-pelaku penggerak UMKM, Wisata yang lain.
“Memang secara aturan tidak masalah, tapi ini bukan forum keluarga LPMS. Soalnya, Ini menyangkut hajat orang banyak kedepannya, bukan formalitas,” katanya, Rabu (29/1/2025)
Tak hanya itu, Supriadi juga menanyakan tentang proses seleksi utusan pelatihan yang di gelar di Kota Gandrung itu. Dia menilai LPMS tidak profesional dalam melakukan seleksi tersebut. Seharusnya, Meraka lebih transparan dalam proses seleksi.
“Sebenarnya bisa melalui rekomendasi desa, atau organisasi, bukan malah mengutus istri pengurusnya,” jelasnya.
Bahkan, Supriyadi merasa pesimis terhadap output pelatihan yang digelar oleh HCML tersebut. Sebab kata dia, rekrutmen serta rekomendasi utusannya tidak dilakukan secara profesional dan terkesan nepotisme.
“Saya pesimis output dari pelatihan ini bisa dirasakan manfaatnya untuk masyarakat, kalau dari pendamping LPMS saja sudah ngawur,” tandasnya.
Supriyadi menegaskan tak selayaknya LPMS menyandang predikat pendamping terbaik dari HCML selama dua tahun ini setelah melihat cara-cara nepotisme yang kerap di lakukan di internalnya.
“Sudah kedua kalinya LPMS menyisakan pesan buruk untuk masyarakat Pulau Sapudi, setelah kejadian tahun 2022 lalu,” sergahnya, Selasa, 28 Januari 2025.
Hingga berita ini ditayangkan, Ketua LPMS Sapudi, H Haryono tak memberikan respon apapun terhadap media ini saat di konfirmasi melalui pesan selularnya.
Bahkan dikonfirmasi melalui pesan WatshAppnya juga tidak membalas. Meskipun pesan menandakan sudah masuk alias centang dua