Empat Pemuda Diduga Curi Pagar Pemkab Saat Demo di Sampang, Aksi Terekam dan Viral di Medsos
LIMADETIK.COM, SAMPANG – Gelombang demonstrasi yang digelar di kawasan Alun-Alun Trunojoyo Sampang pada Selasa (28/10/2025) kembali menyisakan cerita kelam. Setelah sebelumnya terjadi aksi perusakan fasilitas umum, kini muncul dugaan pencurian aset milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang yang dilakukan oleh empat pemuda.
Dalam video berdurasi 22 detik yang beredar luas di media sosial, empat orang terlihat membawa pagar besi berwarna kuning dan menaikkannya ke mobil pikap hitam. Aksi tersebut terekam oleh warga di sekitar Jalan KH. Wahid Hasyim, tidak jauh dari lokasi unjuk rasa. Video itu sontak menuai sorotan dan kecaman dari masyarakat.
Warga yang merekam peristiwa tersebut terdengar menyindir dalam rekamannya. “Waduh, itu wes digiring, satunya wes diangkat ke truk. Angkut ke pikapnya nak… laa pas ditimbang, laa…” katanya dengan nada sinis, menggambarkan rasa kecewa atas perilaku tak terpuji di tengah keramaian aksi.
Diduga, keempat pemuda tersebut merupakan bagian dari kelompok demonstran yang terlibat dalam aksi turun ke jalan. Namun, hingga kini identitas mereka belum diketahui secara pasti. Pihak berwenang masih melakukan penelusuran terhadap pelaku berdasarkan rekaman video yang beredar.
Peristiwa itu memperburuk citra aksi unjuk rasa di Sampang. Alih-alih menyampaikan aspirasi dengan tertib dan damai, sebagian peserta justru melakukan tindakan yang berpotensi melanggar hukum. Tidak hanya mencoreng nama baik kelompok mereka, tindakan ini juga merugikan daerah secara materiil.
Fasilitas yang diambil berupa pagar besi pembatas jalan, yang biasa digunakan Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang untuk pengamanan dan pengalihan arus lalu lintas saat kegiatan besar berlangsung. Hilangnya pagar tersebut membuat sejumlah ruas jalan kini kekurangan peralatan pendukung keselamatan lalu lintas.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Sampang, Khotibul Umam, membenarkan adanya kehilangan beberapa unit pagar besi usai aksi unjuk rasa. Ia menilai peristiwa itu sangat merugikan pemerintah daerah.
“Dampak dari unjuk rasa kemarin, memang banyak fasilitas umum yang hilang. Kami akan mendata semua pagar-pagar yang hilang itu dan melaporkannya sebagai kerugian aset Pemkab,” tegasnya.
Umam menyebut pihaknya tengah melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan kepolisian untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Ia berharap para pelaku segera ditangkap agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat dan menjadi pelajaran bagi yang lain.
Selain kehilangan pagar, beberapa fasilitas lain di sekitar Alun-Alun Trunojoyo juga mengalami kerusakan serius. Lampu penerangan, taman, dan beberapa elemen dekoratif di sekitar ikon patung Karapan Sapi dilaporkan rusak akibat aksi anarkis sebagian demonstran.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sampang, A. Faisol, juga menyesalkan tindakan brutal tersebut. Menurutnya, fasilitas umum merupakan hasil pembangunan bersama yang seharusnya dijaga, bukan dihancurkan. “Kami menyesalkan aksi perusakan itu. Tidak selayaknya alun-alun yang dibangun dengan dana masyarakat dirusak,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Faisol mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pendataan kerusakan di lapangan, termasuk jaringan listrik dan penerangan yang sempat padam.
“Kami mendata semua kerusakan dan telah mengisolasi area yang terdampak agar tidak membahayakan warga. Setelah itu baru akan dilakukan perbaikan bertahap,” tambahnya.
Lebih lanjut, DLH Sampang berencana menginventarisasi seluruh sarana dan prasarana yang rusak sebelum menentukan langkah hukum berikutnya. Langkah ini dilakukan agar kerugian daerah dapat terukur dengan jelas dan menjadi dasar bagi tindakan selanjutnya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Aksi unjuk rasa sejatinya merupakan bagian dari kebebasan demokrasi, namun harus dilakukan dengan cara yang bermartabat. Pemerintah Kabupaten Sampang diharapkan dapat bersikap tegas dan menindak para pelaku agar kejadian serupa tak kembali terulang.












