SULSEL, Limadetik.com – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) melaksanakan program Peningkatan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat Daerah dalam Kesiapsiagaan Bencana Menuju Tanggap Darurat yang Cepat, Tepat, dan Efektif (SLOGAN–STEADY).
Salah satu tahapan yang akan dilaksanakan adalah mengadakan Geladi Ruang, untuk mendorong sistem dan mekanisme yang efektif dalam menghadapi keadaan darurat bencana di Kabupaten Barru. Selasa, (24/4/2018)
Tujuan a. Meningkatnya ketrampilan dan pemahaman para pihak dalam menghadapi situasi darurat bencana di wilayahnya, c. Tersedianya informasi terkait pembagian peran antar aktor dan kebutuhan sumberdaya yang dibutuhkan.
Yayah Ruchyati sekretaris PP LPBI NU menyatakan Kegiatan ini adalah lanjutan program pendampingan LPBI NU selama 2 tahun di kabupaten Barru menghasilkan beberapa dokumen penting : Kajian risiko kabupaten, Mekanisme Penanganan Darurat Bencana, SOP Peringatan Dini Banjir, SOP Kedaruratan Bencana tingkat Kabupaten, Rencana Kontinjeni Banjir di Desa/kelurahan Lompo Tengah, Lalabata dan Balusu Kabupaten Barru.
Dan penguatan kapasitas masyarakat dengan berbagai kegiatan dan juga penyususnan beberapa dokumen dalam penanggulangan bencana yang bermanfaat untuk kemanusiaan di Barru, sebagai bahan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat di Barru.
Dr. KH. Irham Jalil Aliya, MM sebagai Ketua PCNU Barru, dalam sambutanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada LPBI NU yang telah memilih kabupaten Barru sebagai pelaksana program, hal ini sangat bermanfaat diantaranya adanya forum dan komunitas kebencanaan dan kader kebenncanaan di komunitas yang selama ini belum ada, ini bagian dari hasil program dan masih banyak yang lainnya.
Ir. H.Abdul Kadir, MP Kepala Pelaksana BPBD Barru mengucapkan terima kasih kepada LPBI NU yang telah menjadi mitra strategis BPBD Barru, telah banyak kegiatan yang disinergikan dan sangat terima kasih karena Kabupaten Barru mendapatkan hal secara fundamental yaitu pendampingan kajian risiko, sebagai dasar dan referensi dalam penyusunan kebijakan dalam penanggulangan bencana di Barru.
“Insya Allah akan kami susun rencana penanggulangan bencana dll. pendampingan LPBI NU juga bukan hanya pada output namun juga sampai pada outcome dab juga impact dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat pasca pendampingan LPBI NU,” ucap Ir.H.Abdul Kadir.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan Endro Yudo Waryono mewakili Kalak BPBD Provinsi Sulawesi Selatan mengapresiasi yang kesekian kalinya atas peran LPBI NU dalam melaksanakan kegiatan diantaranya dalam penyusunan beberapa dokumen yang sangat manfaat bagi masyarakat, NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia bahkan Dunia memiliki sumberdaya yang sangat besar dan sangat peduli terhadap kemanusiaan.
“Ini sebuah anugrah bagi kami bisa bersinergi dengan LPBI NU dalam penanggulangan bencana, karena LPBI NU telah mampu mentransformasi ilmu kebencanaan tersinergi di masyarakat, karena kami juga meyakini bahwa hal ini dalam NU juga sebagai wahana ibadah diantaranya melalui geladi agar semua komponen siap. OPD, masyarakat, relawan, media dunia usaha dll,” tuturnya
Geladi Ruang penanganan banjir melibatkan OPD, Polres, Kodim, dan komponen tingkat kabupaten Barru serta perangkat dan perwakilan masyarakat Desa dan Kelurahan Lompo Tengah, Lalabata dan Balusu.
Kegiatan menjadi 2 sesi, yang pertama sesi akedemisi dengan narasumber BMKG Sulawesi Selatan, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan BPBD Kabupten Barru. (yd/rd)