Kesehatan

Hj. Ansari Ajak Guru dan Orang Tua Tingkatkan Literasi Gizi Anak Berkebutuhan Khusus

×

Hj. Ansari Ajak Guru dan Orang Tua Tingkatkan Literasi Gizi Anak Berkebutuhan Khusus

Sebarkan artikel ini

Anggota DPR RI Komisi VIII Tekankan Literasi Gizi ABK kepada Orang Tua & Guru

IMG 20251018 WA0068
Hj. Ansari, anggota DPR RI dapil XI Madura saat menjadi pembicara di forum pengabdian masyarakat UIN Madura di lembaga pendidikan Al-Uswah, Sabtu (18/10/2025). Foto (ist/rls)

Pamekasan – Limadetik.com, Anggota Komisi VIII DPR RI, Hj. Ansari mengajak guru dan orang tua meningkatkan literasi tentang kebutuhan gizi anak yang berkebutuhan khusus atau siswa yang memiliki autism spectrum disorder (ASD).

Demikian disampaikan politisi perempuan asal pulau garam  dalam forum Pengabdian kepada masyarakat (PKM) UIN Madura, pelatihan Literasi Peningkatan Pemahaman Guru dan Orang tua siswa dengan autism Spectrum Disorder (ASD), Yayasan Pendidikan Al-Uswah Pamekasan, Sabtu (18/10/2025) siang.

Legislator perempuan satu-satunya di Madura ini menguraikan, banyak orang tua dan guru yang belum memahami bahwa makanan tertentu dapat mempengaruhi perilaku dan konsentrasi anak berkebutuhan khusus.

“Di sinilah pentingnya pengetahuan orang dan guru tentang kebutuhan gizi anak berkebutuhan khusus. Sebab makanan yang dikonsusmsi anak itu akan mempengarhi perilakunya,” ujar anggota fraksi PDI Perjuangan.

Menurut anggota DPR RI dapil XI Madura ini, sangat jarang sekolah yang memiliki kerja sama dengan ahli gizi untuk memantau pola makan anak berkebutuhan khusus.

“Kalau anak terganggu akibat salah dalam konsumsi makanan, maka konsentrasinya juga akan terganggu, terutama dalam pendidikannya,” tegasnya.

Hj. Ansari menegaskan, sebagai anggota DPR RI, dirinya memiliki kewajiban moral dan konstitusional untuk mendorong kesempatan dan kesetaraan bagi seluruh anak bangsa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus.

Dia menjelaskan, dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan yang layak tanpa diskriminasi.

“Saya mendorong agar guru dan orang tua, dapat bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang baik, baik secara emosional, pendidikan, maupun nutrisi. Orang tua dan guru memiliki peran luar biasa untuk tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus. Guru adalah pendamping belajar, juga jembatan komunikasi antara anak dan lingkungan sekolah, sementara orang tua adalah pendamping utama di rumah,” urainya.

Berdasarkan data Junior Chamber International (JCI) 1 dari 68 kelahiran di Indonesia menghasilkan bayi dengan sindroma autisme. bahkan berdasarkan data WHO sekitar 2,4 juta anak di Indonesia dilaporkan mengalami gangguan spektrum autisme pada tahun 2024.

Sementara itu, dokter spesialis anak dr. Danang Setyo Nogroho, Sp.A, yang menjadi pembicara dalam forum in juga menegaskan pentingnya peningkatan literasi terhadap guru dan orang tua siswa dalam memberikan makanan terhadap anak berkebutuhan khusus.

Sebab, kata anak berkebutuhan khusus memang mempunyai sistem pencernaan berbeda. Hal itu perlu menjadi atensi dari guru dan juga orang tua siswa, agar perilaku anak tidak agresif.

“Anak berkebutuhan khusus itu harus mengkonsumsi makanan alami, hindari makanan dengan kandungan zat kimia serta pewarna. Karena tidak bisa mencerna dengan sempurna. Kondisi itu akan mempengaruhi perilaku anak sehingga  menjadi agresif,” tuturnya.

Dalam forum yang dihadiri oleh guru dan orang tua siswa ini, dr. Danang menjelaskan banyak hal tentang gizi dan makanan yang tepat untuk anak berkebutuhan khusus untuk menunjang aktivitas harian serta pendidikannya.(Ist/Rls)