IKA-PMII Pasuruan di Persimpangan Jalan: Regenerasi Progresif atau Stagnasi Elitis?
Oleh : Hafid Zaini
IKA-PMII Muda Pasuruan
_____________________________
OPINI – Sebuah fatamorgana kedamaian tengah menyelimuti Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) di Pasuruan. Di permukaan, terlihat tenang. Namun dalam kesenyapan itu, sebuah strategi usang sedang dimainkan oleh mereka yang kita sebut “IKA-PMII “.
Mereka membungkus manuver politiknya dengan dalih “menjaga kondusifitas”, padahal sejatinya sedang mengamankan zona nyaman dan melanggengkan kepentingan kelompoknya sendiri.
Proses pembentukan kepengurusan yang berjalan dalam senyap, dengan dalih care taker yang tak berkesudahan, adalah bukti nyata adanya ketakutan terhadap perubahan. Mereka, para senior yang terhormat, seolah lupa bahwa PMII adalah rahim pergerakan, IKA-PMII bukan panti jompo untuk bernostalgia.
Spirit pergerakan menuntut adanya dinamika, regenerasi, dan gagasan segar. Namun, yang kita saksikan hari ini adalah upaya sistematis untuk membungkam potensi itu, meredam energi kaum muda agar tak mengganggu hegemoni mereka.
Pintu regenerasi sengaja ditutup rapat. Kader-kader muda yang memiliki visi, energi, dan semangat untuk membawa IKA-PMII berlari kencang justru dibiarkan menunggu di luar pagar. Mereka dipaksa menerima narasi bahwa “yang muda belum saatnya”, “situasi harus kondusif”, dan berbagai alasan lain yang sejatinya adalah belenggu.
Karteker menjadi alat yang sempurna untuk menunda suksesi dan memastikan bahwa tongkat estafet hanya akan jatuh ke tangan yang mereka kehendaki, bukan yang terbaik untuk organisasi.
Lahirnya Sebuah Perlawanan: IKA-PMII Muda Sebagai Antitesis
Maka, jangan salahkan jika kesabaran kaum muda ada batasnya. Ketika pintu dialog ditutup dan aspirasi diabaikan, maka satu-satunya jalan adalah menciptakan jalan baru. Lahirnya IKA-PMII Muda bukanlah sebuah tindakan pembangkangan, melainkan sebuah keniscayaan sejarah. Ini adalah antitesis dari stagnasi yang coba dipaksakan oleh IKA-PMII yang saat ini yang sifatnya masih care taker.
IKA-PMII Muda hadir untuk mengirimkan pesan yang lantang dan jelas ke seluruh penjuru Pasuruan: ADA ENTITAS LAIN! Ada kekuatan baru yang siap mengambil alih tanggung jawab.
Kami bukan sekadar alternatif, kami adalah pewaris sah dari semangat pergerakan yang menolak tunduk pada politik ruang senyap. Kami adalah representasi dari alumni-alumni PMII yang gelisah melihat organisasinya berjalan di tempat, sementara tantangan zaman terus bergerak maju.
Kami tidak datang dengan tangan kosong. Kami membawa gagasan, program-program kolaboratif, dan energi pembaharuan yang tak terbatas. Kami ingin IKA-PMII menjadi rumah besar yang inklusif bagi semua alumni, bukan hanya menjadi milik segelintir elite yang bertemu di ruang-ruang tertutup. Kami ingin IKA-PMII kembali menjadi mitra kritis pemerintah, motor penggerak sosial, dan laboratorium ide bagi kemajuan Pasuruan.
Sudah Waktunya yang Muda Memimpin!
Narasi bahwa IKAP-MII Pasuruan harus “kondusif” di bawah kendali care taker adalah ilusi. Kondusif untuk siapa? Tentu bukan untuk kemajuan organisasi. Itu adalah kondisi yang nyaman bagi mereka yang takut kehilangan pengaruh.
Saat ini adalah momentumnya. IKA-PMII Tua telah menunjukkan warnanya: lebih memilih status quo daripada kemajuan. Kini, giliran IKA-PMII Muda untuk menunjukkan kekuatannya. Sudah waktunya mesin organisasi ini dijalankan oleh mereka yang tenaganya masih prima, yang visinya masih tajam, dan yang semangat pengabdiannya masih menyala-nyala.
Kepada seluruh sahabat-sahabat alumni PMII di Pasuruan Raya yang merasakan kegelisahan yang sama, mari rapatkan barisan. Pintu IKA-PMII Muda terbuka lebar. Ini bukan tentang memecah belah, ini tentang menyelamatkan marwah organisasi. Ini adalah panggilan untuk memastikan bahwa api pergerakan yang dulu kita nyalakan di kampus tidak akan pernah padam di tangan para penjaga status quo.
Ini masih dinamika dari hasil silaturahmi IKA-PMII Muda, lantas dinamika musyawarah cabang IKA-PMII yang akan datang akan seperti apa?.
Masa depan IKA-PMII Pasuruan ada di tangan kita. Pilihannya jelas: terlelap dalam buaian nostalgia usang, atau bangkit bersama menyongsong fajar baru pergerakan. Kami telah memilih untuk bangkit. Bagaimana dengan Anda?.












