Scroll Untuk Membaca Artikel
Nasional

Ikut Pameran PRB di Pangkalpinang, Ini yang Ditampilkan BSN LPBINU

×

Ikut Pameran PRB di Pangkalpinang, Ini yang Ditampilkan BSN LPBINU

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2019 10 12 at 15.51.26

PANGKALPINANG, limadetik.com — Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBINU menampilkan produk kerajinan tangan, metode pengelolaan sampah plastik berupa ecobrick dan sejumlah produk lainnya pada pameran dalam rangka peringatan bulan pengurangan risiko bencana (PRB) nasional Tahun 2019, di Alun-alun Taman Merdeka Kota Pangkalpinang, 11-13 Oktober 2019.

“Selain menampilkan produk-produk yang dipamerkan BSN LPBINU, kami juga mensyiarkan ngaji plastik, agar dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terhadap Pengurangan Resiko Bencana bisa dilakukan dengan cara mengurangi sampah plastik,” kata Alfian koordinator pameran, Sabtu, (12/10/2019).

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Dengan pameran ini, ia juga berharap agar masyarakat bisa lebih aware terhadap lingkungan sekitarnya, sampah plastik tidak harus menjadi musuh, akan tetapi bisa dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi produk kerajinan yang bernilai.

“Untuk mengurangi risiko bencana sejak dini bisa dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi sampai membuang sampah ke sungai, hal tersebut bisa dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga,” ujar Alfian.

Sementara itu, Direktur BSN LPBINU Fitria Aryani menyampaikan bahwa selain keterlibatan LPBINU dalam Pameran Peringatan Bulan PRB 2019 ini, LPBINU melalui BSN LPBINU yang telah bergerak sejak tahun 2016 pada Talkshow dan Event Ignite Stage.

Menurut Fitri pada kesempatan event tersebut LPBINU akan memaparkan pengalaman LPBINU dalam upaya pengurangan risiko bencana, salah satunya dengan memberikan pendidikan tentang pengelolaan sampah plastik melalui metode ecobrick.

“Peduli terhadap sampah adalah merupakan bagian dari pengurangan risiko bencana, karena yang sudah kita ketahui bersama bahwa ketika sampah dibuang sembarangan, apalagi sampai kelaut, maka sampah mikroplastik berubah menjadi nanoplastik dan kemudian dimakan ikan dan seterusnya dikonsumsi manusia,hal tersebut sangat berbahaya dan limbah plastik itu menjadi ancaman nyata bagi kesehatan manusia dan lingkungan,” ujar Fitria. (NU Online/LD)

× How can I help you?