Scroll Untuk Membaca Artikel
Opini

Isolasi Massal Covid-19 Meresahkan Banyak Pihak

×

Isolasi Massal Covid-19 Meresahkan Banyak Pihak

Sebarkan artikel ini
ilustrasi isolasi massal
Ilustrasi foto

Limadetik.com – Oleh: Windawati

(Mahasiswa Fakultas Tarbiyah PBA IAIN Madura)

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

 

OPINI – Baru-baru ini masyarakat diresahkan dengan kabar duka yang menimpa seluruh Negara, termasuk Negara tercinta yaitu Indonesia. Setiap hari di social media dan media-media arus bawah baik cetak maupun online pembahasannya hanya satu yaitu Virus Corona. Apasih sebetulnya virus ini?.

Virus Corona atau yang sering disebut juga dengan Covid -19 adalah salah satu Virus
yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Informasi terbaru mengenai covid -19 di Indonesia pertanggal 02 mei 2020 positif
10551,sembuh 1591 dan meninggal 800 orang. Ini bukan jumlah sedikit namun sudah sangat banyak memakan korban dibandingkan dengan Negara-negara lain yang juga melakukan Lockdown atau Isolasi massal, sehingga kita harus bisa menjaga pola hidup dan selalu waspada agar terhindar dari gejala-gejala virus coron ini. Saling mengingatkan satu sama lain.

Adanya hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia
sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus. Semua acara yang mengumpulkan banyak massa ditiadakan sampai ada
pengumaman lanjutan dari pemerintah. Seperti halnya acara Pernikahan, resepsi pernikahan, tempat kerja, Sekolah, Masjid dan tidak dibolehkan juga pergi atau masuk Negeri.

Namun hal seperti ini membuat masyarakat resah dan banyak pula yang kurang sependapat karena adanya lockdown mengakibatkan perekonomian Masyarakat mandek alias tidak berjalan. Biasanya mereka setiap harinya bekerja semenjak pemberlakuan lockdown tidak ada pemasukan sama sekali. Sehingga untuk makan pun kesusahan. Banyak dari mereka yang hanya bisa makan satu kali sehari dan ada juga yang sampai tidak makan berahari-hari karena memang sudah tidak punya sesuatu untuk dimakan ataupun untuk membeli makanan.

Hal ini sepatutnya dijadijak perhatian yang sangat serius oleh pemerintah. Bahkan ada yang sampai rela tetap jualan ataupun bekerja di tengah lockdownisasi agar keluarganya tetap makan seperti biasa. Karena mereka beranggapan. “Yang penting kami bisa makan dan terus hidup, karena tidak ada yang perduli kami sudah makan apa tidak.”

Keresahan juga terjadi diakalangan masyarakat yang dalam proses pendidikan, yaitu
kurangnya efektivitas belajar. mereka merasa tidak nyaman karena harus melakukan segala aktifitas sekolah dirumah melalui media on-line karena tak jarang dari mereka yang terlahir dikeluarga ekonomi menengah kebawah yang belum mengenal secara jelas system online ini, sehingga banayak dari mereka merasa acuh terhadap system pendidikan yang diberlakuakan sekarang.

Dari pihak pengajar atau Guru pun meresa kesulitan karena harus menhendel banyak
murid dan berkewajiban memahamkan mereka akan pelajaran yang diajarkan, belajar secara muka saja tidak menajmin sianak didik faham terhadap pelajaran apalagi dengan sistem daring seperti sekarang. Biaya dari system pendidikan onlinepun tidak sedikit. Uang untuk makan saja susah apalagi harus membeli paket data setiap saat.

Berdasarkan fakta, masyarakat muslimpun merasa resah akan adanya isolasi masal ini
atau lockdown yang mereka tidak diperbolehkan beribadah ke Masjid untuk sholat berjamaah baik itu sholat wajib seperti lima waktu dan jumat, apalagi sekarang bertepatan dengan bulan Ramadan yang seharusnya mereka sholat Taraweh berjamaah di Masjid. Namun tahun ini tidak lagi sama.

Mereka hanya bisa melakukan segala aktifitas mereka dirumah sehingga masjid-masjid sepi. Biasanya terdengar saut-sautan suara tadarus namun sekarang sepi tidak ada bunyi-bunyi yang biasanya selalu dirindukan masanya. Tidak ada lagi acara buka bersama keluarga besar ataupun dengan teman-teman karena takut dengan adanya isolasi massal.

Baru-baru ini ada kabar terbaru dari pemerintah mengenai tidak bolehnya Mudik atau
Pulang kampung karena ditakutkan akan membahayakan keluarga dikampung halaman. Ada aturan juga tidak boleh sholat idul fitri dan silaturrahmi pada saat hari raya Padahal momen itu yang ditunggu seiap tahunnya. Berkumpul dengan sanak family baik yang jauh ataupun yang dekat. Banyak sekali atauran yang diberlakukan pemerintah namun tidak sebanding dengan bantuan dari pemerintah.

Mereka kurang melihat secara detail tentang keadaan masyarakat yang mereka semua serba kekurangan. Banyak dari rakyat Indonesia meninggal bukan karena terjangkit virus corona namun karena terserang wabah Kelaparan dikarenakan tak ada tindakan serius dari pemerintah mengenai isolasi Massal ini.

Wabah virus ini layaknya bencana besar yang menimpa Negara Indonesia karena setiap
harinya memakan korban dan tidak kunjung reda. Kami masyarakat awam hanya mendambakan janji pemerintah yang mengatakan bahwa virus ini akan segera musnah namun disosial media setiap harinya tetap saja korban barjatuhan. Semoga saja semua itu segera terwujud [*]

× How can I help you?