OPINI – Kebobrokan kekuasaan mengundang kefasihan mahasiswa dalam disiplin ilmu yang dimilikinya, handai taulan penguasa saling bersinergi dengan regenerasi yang masih fokus terhadap disiplin keilmuan yang akan mereka gapai.
Akan tetapi, sinergi itu ada ketika mahasiswa di iming-imingi oleh penguasa yang menganggap dirinya tidak akan musnah dari jabatan itu.
Adanya kebobrokan kepercayaan terhadap kekuasaan itu, mahasiswa tidak lagi fokus untuk mendalami disiplin ilmunya karna hilangnya kepercayaan sehingga mereka mencari perpindahan kelayakan untuk kenyamanan mereka mendalami keilmuan di perguruan tinggi.
Andai kata sinergi kepedulian orang tua dengan pimpinan yang telah diberikan kepercayaan itu ada, niscaya kenyamanan, dan ketertiban menyongsong regenerasi untuk menuju negeri mata rantai dengan peradaban yang baik.
Kebobrokan kepercayaan terhadap pimpinan juga menjadi hidangan yang kurang higenis bagi cita-cita bangsa indonesia ini. Handai taulan mahasiswa dengan kekeritisannya menjamu kebobrokan kepercayaan itu dengan cakrawala kemampuan berfikir yang tinggi serta skil karakter keilmuannya, maka estafet penerus bangsa ini menjadi lebih produktif untuk ketahanan bangsa indonesia ini.
Di media sosial telah tersebar pamflet-pamflet yang mengecoh regenerasi kurang mampu secara ekonomi, itu akan terhindar dengan kualitas dan kapasitas mahasiswanya, dan akan menjadi peringatan bagi pemimpin yang telah merongrong estafet penerus bangsa dengan daya keritis yang dimiliki ketika pemimpin tidak lagi menjadi suri tauladan yang baik.
Penulis : Arisandi
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Sapeken Sumenep (Himpass)