Oleh : Vini Salsabila.
Mahasiswi : Universitas Muhammadiyah Malang.
Fakultas : Ekonomi & Bisnis (FEB)
Jurusan : Akuntansi
Ada beberapa macam manipulasi dalam sebuah relasi salah satunya manipulasi dalam sebuah relasi asmara sayangnya banyak sekali orang yang tidak menyadari bahwa dia sedang di manipulasi oleh pasangannya.
Ciri pasangan manipulatif yang sering terjadi biasanya selalu mengontrol kehidupan pasangan pada awalnya mereka akan merasa nyaman, aman dan asik. Kenapa? karena mereka selalu mendapatkan perhatian lebih, tetapi dari proses mengontrol kehidupan akan berubah menjadi perilaku posesif. Ciri lainnya seperti manipulasi melalui media sosial, memeriksa ponsel satu sama lain serta membuat jebakan untuk pasangan.
Jika hanya terjadi sekali atau dua kali untuk membuat surprise mungkin tidak masalah tetapi jika terjadi sering kali maka anda sudah harus mulai waspada.

“Seorang manipulator itu biasanya berprilaku sebagai korban jika sudah ketahuan prilakunya. Jadi dia akan berbicara kepada orang lain bahwa saya adalah korban bukan tersangkanya dan karena perilaku manipulatif bisa menghalalkan semua cara maka anda harus memiliki benteng-benteng yang kuat untuk bisa melakukan antisipasi,” papar psikolog sekaligus dosen Nuraida Wahyu S., S.Psi., M.Psi pada webinar.
Bagaimana sih cara menghadapi manipulator?.
Pada saat anda sudah mendapatkan ciri-ciri perilaku manipulatif dari orang dekat anda maka anda harus melakukan interaksi seminimal mungkin. Tidak perlu memutuskan hubungan cukup dengan interaksi yang minimal, kenapa? karena akan mempersempit ruang lingkup seorang manipulator untuk mengakses data-data pribadi kita dan tidak perlu memperdulikan apa yang dilakukan oleh sosok manipulator ini kepada kita sehingga tidak memicu dia untuk kemudian selalu mendekati dan memanfaatkan kita dengan bersikap datar-datar saja.
Kadang ada hal-hal tertentu yang memang belum waktunya untuk kita ceritakan pada pasangan kita jika kita masih dalam proses pacaran hanya saja karena seseorang itu sudah bucin yaudah semua aja diceritain dan akhirnya akan menjadi konsumsi publik tentunya tidak baik untuk diri sendiri.
Semoga setelah membaca artikel ini semua yang belum pernah merasakan atau belum pernah mengalami bisa berhati-hati dalam memilih pasangan maupun circle pertemanan yang sehat, dan jika kalian yang sudah terjebak menjadi korban manipulasi relasi maka sebisa mungkin menghindari kontak terhadap manipulator kalau tidak bisa memutuskan lebih baik mengurangi intensitas kontak dengan pelaku manipulator agar kita bisa menjalani kehidupan dengan baik dan menjalani hubungan relasi yang sehat.