SUMENEP, limadetik.com — Penyampain visi misi Cakades Pasongsongan yang dikemas jadi kampanye dialogis, Jumat (1/11/2019) tadi pagi berlangsung lancar, aman dan tepat waktu. Sesuai dengan harapan semua pihak.
Kelima kandidat cakades Pasongsongan diantaranya, Hairus Samad (no. urut 1), Salamin (no. urut 2), Moh. Amir (no. urut 3), Ahmad Saleh Harianto (no. urut 4), dan Mohammad Saleh (no. urut 5) hadir di Balai Desa Pasongsongan menyampaikan visi misinya di depan Panitia Pilkades yang juga dihadiri Muspika Pasongsongan.
Intinya mereka sama-sama ingin memajukan Desa Pasongsongan ke arah yang lebih baik. Lebih makmur dan lebih aman.
Di tengah tensi kompetisi pilkades di beberapa desa di Kabupaten Sumenep, barangkali hanya di Desa Pasongsongan yang suhunya tidak memanas.
“Masyarakat sekarang sudah mulai pandai dan memahami bagaimana cara memilih Cakades yang punya kapasitas. Mereka tidak bisa lagi ditipu, dikibuli. Apalagi diiming-imingi uang,” papar Hairus Samad di kediamannya di Dusun Sempong Barat Desa Pasongsongan kepada limadetik.com (1/11/2019).
Memang semua Cakades Pasongsongan terlihat santun dalam berpolitik praktis. Mereka tampaknya tidak menginginkan suasana menjadi gaduh. Mereka sama-sama berharap agar nuansa kebersamaan dan ketentraman desa berlangsung stabil dan tidak ada gejolak.
Lebih lanjut Hairus Samad menegaskan, “Saya memang sering mewanti-wanti kepada para pendukung agar mereka tidak melakukan hal-hal yang memancing terjadinya konflik horisontal. Saya berupaya sekuat tenaga agar masyarakat menjadi pemilih pintar. Tentu setiap warga Desa Pasongsongan ingin memiliki pemimpin yang mengerti kebutuhan dan kepentingan serta bisa melayani rakyatnya dengan baik. Sebab kepala desa itu adalah pelayan masyarakat.” terangnya.
Cuaca mendung selesai penyampaian visi misi Cakades Pasongsongan menambah suasana sejuk dan menentramkan. Di beberapa desa sekitar Desa Pasongsongan hari ini gerimis. Masyarakat memang punya harapan besar agar hujan bisa cepat turun sebelum Pilkades berlangsung. Alasannya agar masyarakat tidak terlalu fokus berlebihan sehingga ketegangan antar warga pendukung tidak bergejolak.
Kalau hujan turun otomatis fokus petani akan terpecah. Karena warga Desa Pasongsongan 80 % adalah petani merangkap nelayan. (Yant Kaiy/yd)