Musim Penghujan, 2 Orang di Sumenep Meninggal Dunia Akibat DBD
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2024 di Kabupaten Sumenep, melonjak, dibandingkan dengan tahun 2023. Bahkan di awal tahun ini, setidaknya sudah ada 2 orang yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Demikian hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) melalui Kabid P2P Sumenep H. Achmad Syamsuri, menurutnya, kasus DBD tahun 2024 ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 lalu.
“Se Kabupaten Sumenep dari 30 Puskesmas ada kasus DBD. Sementara yang paling banyak kasus DBD di Puskesmas Saronggi dan Puskesmas Dungkek” katanya, Rabu (6/3/2024).
Ia kemudian menjelaskan, saat ini ada 2 orang penderita DBD tidak tertolong dikarenakan terlambat di bawa ke rumah sakit oleh pihak keluarganya. Sehingga meninggal dunia.
“Ada 32 kasus DBD di Puskesmas Saronggi, sedangkan di Puskesmas Dungkek sebanyak 33 kasus, sampai awal Februari 2024,” ujarnya.
Dalam hal ini lanjut Syamsuri, untuk mengantisipasi merebaknya kembali kasus DBD, Dinkes Sumenep memberikan perlengkapan terkait dengan penanganan kasus DBD yang ada di Puskesmas.
“Disediakan serbuk ABATE Lisol atau obat campuran untuk fogging, untuk mendeteksi dini kasus DBD, serta menggerakkan masyarakat dengan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk,” tegasnya.
Menurut mantan Kapus Pandian itu, kasus DBD ini merupakan siklus 5 tahunan, dan kasus ini melonjak di awal tahun ini. Dimana pada tahun 2023 dari Januari sampai Desember kasus DBD mencapai 305 kasus, sedangkan di tahun 2024 dari Januari sampai Februari kasus DBD sudah 310 kasus.
“Ada kemungkinkan karena cuaca elnino yang menyebabkan berkembangnya larva larva dan musim penghujan ini,” terangnya.
Pihaknya tambah Syamsuri berharap, agar masyarakat bisa terus melakukan pengantisipasian merebaknya DBD dengan terus membersihkan lingkungan, sehingga tidak ada tempat untuk jentik nyamuk bisa berkembang.
“Semua pihak agar bisa menerapkan PSN untuk lingkungan bersih dari benda yang bisa menampung air, agar nyamuk Aedes aegypti tidak bersarang, dan berkembang biak” pungkasnya