Oleh : Yessi Wulandari
Pandemi covid-19 di Indonesia sudah terjadi hampir satu tahun, lalu kasus-kasus baru mulai mencuat di hampir semua provinsi. Pemerintah juga sudah melakukan memberlakukan beberapa kebijakan yang dirasa efisien guna mempercepat penanganan COVID-19. Di Indonesia sudah hampir satu tahun pandemi ini terjadi dan meskipun belum terlihat titik terang bahwa pandemi akan segera berakhir. Hingga akhirnya masyarakat menerima kabar baik bahwa vaksin untuk COVID-19 sudah tiba di Indonesia pada bulan Desember 2020. Vaksin Sinovac merupakan vaksin buatan Sinovac Biotech, China yang bekerjasama dengan PT Bio Farma, dan tentunya sebelum diedarkan vaksin tersebut sudah menjalankan beberapa tahap uji klinis.
Di Indonesia masih ada beberapa masyarakat yang meragukan vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Sinovac, hal ini dikarenakan sebelumnya beredar kabar bahwa vaksin tersebut tidak halal dan mengandung beberapa kandungan yang berbahaya. Dan tentunya ada beberapa pihak yang menolak penyuntikan vaksin COVID-19 ini. Masyarakat menolak vaksinasi karena belum mengerti dan memahami dengan apa yang terjadi dan mengapa hal tersebut terjadi, maka dari itunya penting adanya intervensi yang dapat membuat masyarakat memahami dan mengerti pentingnya vaksin dan vaksinasi COVID-19.
Terkait adanya keraguan dan penolakan dari sebagian masyarakat di Indonesia pemerintah diminta untuk tetap mensosialisasikan vaksin COVID-19. Keraguan dan juga penolakan vaksinasi tersebut dinilai relevan, karena pada saat ini semua negara di dunia juga sedang menghadapi tantangan yang sama. Adanya keraguan dan penolakan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 tentu tidak hanya terjadi di Indonesia saja, hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah bagaimana caranya agar masyarakat mau mensukseskan program vaksinasi COVID-19. Salah satu cara yang diambil pemerintah yaitu dengan melakukan edukasi dan kampanye kepada masyarakat terkait dengan vaksin dan vaksinasi COVID-19.
Adapun empat hal yang harus diperhatikan dalam memberikan edukasi vaksinasi COVID-19 ke masyarakat, antara lain yaitu:
Edukasi terkait keefektifan vaksin.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan No. 9860/2020 ada 6 jenis vaksin COVID-19 yang digunakan yaitu, produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopham, Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac. Pemerintah diminta memberikan edukasi terkait dengan efektivitas vaksin, karena banyak masyarakat yang masih khawatir dengan efektivitas dan efek samping dari vaksin COVID-19 tersebut dan juga adanya berita simpang siur yang ada di media. Maka dari itu pemerintah perlu menjelaskan secara rinci terkait vaksin COVID-19, mulai cara pemakaian, hingga manfaat dan keamanan dari vaksin COVID-19. Diharapkan dengan adanya edukasi ini masyarakat tidak langsung mempercaya atau membenarkan berita yang didapat terkait dengan vaksin COVID-19.
Edukasi haru sampai ke pelosok.
Menurut Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi MPH vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menghentikan laju transmisi dan memutuskan rantai penularan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS –Cov-2. Sehingga pemahaman dan pengetahuan terkait vaksinasi COVID-19 harus secara merata hingga ke pelosok daerah di wilayah Indonesia.
Edukasi Kehalalan Vaksin COVID-19.
Selain memberikan edukasi mengenai vaksinasi sampai ke pelosok daerah, pemerintah juga memberikan edukasi terkait kehalalan vaksin COVID-19. Karena Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas Muslim, maka dari itu segala kebijakan terkait dengan obat dan makanan sangat mengutamakan label halal dari pihak yang berwenang.
Tetap mematuhi protokol kesehatan.
Meskipun dengan adanya vaksinasi COVID-19 masyarakat juga diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak hanya mengandalkan vaksin saja. Protokol kesehatan yang dianjurkan yaitu memakai masker apabila berpergian, mencuci tangan, menjaga jarak, dan lebih baik menghindari kerumunan.
Penulis: Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Akuntansi- 5