Scroll Untuk Membaca Artikel
Nasional

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Inikah Penyebabnya

×

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Inikah Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Pesawat Sriwijaya Air e1610246143928
foto: Pesawat Sriwijaya Air

JAKARTA, LimaDetik.Com – Jatuhnya Sriwijaya Air membuat negeri ini berduka, pasalnya, puluhan penumpang pesawat #SJ128 Boeing 737-500 milik maskapai Sriwijaya Air bisa dipastikan belum tentu selamat. Sriwijaya Air dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Terkait kecelakaan penerbangan milik maskapai Sriwijaya Air rute Jakarta – Pontianak kemarin, pada pertengahan tahun 2020 lalu, FAA telah memberi peringatan keras akan masalah yang bisa menimpanya maskapai tersebut.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Dalam pemberitaan Reuters, Sabtu (9/1/2021), otoritas penerbangan AS, FAA mengeluarkan arahan darurat. Ini dikhususkan pada 2.000 pesawat Boeing 737 yang diparkir karena pandemi.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA), Jumat (24/7), mengeluarkan arahan kelaikan udara darurat untuk 2.000 pesawat Boeing 737 NG dan Classic yang terdaftar di AS.

Baca juga: Sriwajaya Air Rute Jakarta – Pontianak Hilang Kontak

Berikut Daftar Nama – nama Penumpang Sriwijaya Air

Adapun yang dimaksud pesawat Boeing 737 NG meliputi seri 600, 700, 800, dan 900. Sedang Boeing 737 Klasik meliputi seri 300, 400, 500 dan jenis ini masih banyak dipakai maskapai Indonesia, termasuk Sriwijaya Air.

FAA memperimgati pihak maskapai penerbangan kemungkinan korosi pada pesawat yang diparkir. Kerusakan ini dapat menyebabkan kegagalan pada mesin ganda.

Di lapanagn, para pengawas menemukan air check valve rusak saat mengeluarkan pesawat dari penyimpanan. Temuan ini menyusul empat laporan terbaru dari terhentinya mesin tunggal pada pesawat yang telah lama diparkir.

Selanjutnya, FAA memerintahkan agar pesawat Boeing 737 tidak dioperasikan dahulu jika diparkir sudah selama tujuh hari atau lebih.

Alaska Airlines mengatakan bahwa salah satu pesawatnya kemungkinan masuk dalam salah satu dari empat insiden. Mereka mencatat masalah mesin tiba-tiba mati baru-baru ini.

“Keamanan penerbangan tidak terganggu,” kata Alaska dalam sebuah pernyataan. Maskapai juga menambahkan bahwa sekarang sedang memeriksa air check valve sebelum menerbangkan kembali pesawatnya.

Jika maskapai penerbangan menemukan korosi, mereka harus mengganti katup sebelum menerbangkan pesawat lagi, kata FAA.

Begitu juga di hari yang sama, Boeing mengatakan bahwa pihaknya telah menyarankan operator untuk memeriksa pesawat. Pabrikan juga mengatakan bila pesawat yang disimpan atau jarang digunakan karena permintaan yang lebih rendah selama pandemi COVID-19, katup yang dimaksud bisa lebih rentan terkena korosi.

Sejak corona melanda beberapa negara termasuk Indonesia, maskapai global memarkir ribuan pesawatnya, tetapi beberapa telah mulai terbang lagi karena permintaan meningkat. Mungkin, kejadian ini juga menimpa Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air.

Selanjutnya, FAA mengatakan bahwa arahannya adalah untuk mengatasi korosi air check valve untuk kedua mesin. Badan tersebut mengatakan masalah itu dapat mengakibatkan matinya kompresor dan kehilangan daya mesin ganda (dual-engine power loss) tanpa kemampuan untuk memulai kembali.

Lalu kemudian Boeing mengatakan akan memberikan informasi pemeriksaan dan penggantian kepada pemilik armada jika mereka menemukan masalah.

Namun apalah semuanya, kini, nasi sudah menjadi bubur. Pesawat B737-500 SJY 182 milik Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Namun yang harus diwanti-wanti adalah maskapai Indonesia juga banyak mengoperasikan seri B737. Garuda Indonesia yang memiliki total 73 pesawat B737-800G.

Lion Air punya total 43 pesawat B737-800 dan 78 pesawat B737-900. Sriwijaya Air memiliki 6 pesawat B737-500, 16 pesawat B737-800, dan 2 pesawat B737-900.

(YD/ARN)

× How can I help you?