SAMPANG, Limadetik.com – Penciptaan kekebalan komunal dalam suatu populasi menjadi suatu hal penting, menjadi tameng dalam mencegah sebaran Corona Virus Desease (Covid)-19 di suatu daerah. Herd Immunity (HI) hanya bisa diraih dengan maksimalisasi capaian vaksinasi. Di indonesia sendiri target capaian HI sebesar 70% dari jumlah total penduduk Indonesia.
Merujuk pada hal itu, Kepala sekolah (Kasek) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Sampang, Madura, Jawa timur Teguh Suparyanto melakukan beberapa ikhtiar dalam melindungi siswanya dan melakukan pencegahan terhadap sebaran virus corona.
Dikatakan Teguh, Hal yang dilakukan adalah kedisiplinan dalam menerapkan Protol Kesehatan (Prokes) dengan 5M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas) dan 3T (Testing, tracing, treatment). Satu hal indikator pendukung pencegahan adalah vaksinasi. Karena 2 hal tersebut menjadi senjata ampuh dalam menurunkan angka tren kasus covid-19.
“Meskipun kita sekarang melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), namun penerapan prokes tetap ketat. Saya, dewan guru dan Osis selalu berbagi tugas tiap pagi sebelum siswa datang. Kami berbaris di pintu masuk sekolah guna mengecek suhu tubuh siswa dengan alat pengukur suhu tubuh, siswa diingatkan untuk cuci tangan sebelum mereka masuk kelas, kita jelaskan bahwa ini bagian dari emergency. Kemudian masker mereka kita cek, jika ada yang lupa membawa kita kasih mereka masker gratis. Kita sudah siapkan stok masker sebanyak 500” terang Teguh pada Sabtu (27/8/2021) di Aula SMPN 1 Sampang.
Selama kegiatan PTM, pihaknya selalu menjalankan amanah Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Nomor 420/1982/434.201/2021 tentang PTM dimasa PPKM level 4, 3 dan 2 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali.
“Untuk guru itu masuk 100%, sedangkan untuk siswa masuk 50%. kami jalankan itu. Sedangkan di kurikulum untuk pembelajaran saja yang semula 8 jam dikurangi menjadi 4 jam. Jangan terlalu lama berdiam disitu. Kemudian ventilasi atau jendela kelas harus dibuka agar sirkulasi udara mengalir. Kami selalu evaluasi setiap kegiatan. Siswa masuknya kita bagi per sesi. Begitu pula pulangnya juga harus per sesi. Biar tidak bergerombol dan menghindari kerumunan” jelasnya.
Kaitan dengan vaksinasi, Teguh menjelaskan, untuk tenaga pendidik sudah 100% tervaksin, baik dosis 1 dan 2. Dari jumlah total 872 siswa, baru 558 siswa yang sudah tervaksin. Artinya sudah mencapai 64% per hari Rabu (24/8/2021) kemarin. Setelah di akumulasikan dengan adanya siswa yang menjalani vaksinasi mandiri dengan mendatangi gerai dan fasilitas kesehatan maka mencapai 70%.
“Kalau nanti sudah 80%, saya harus lapor. Artinya, kita sudah memenuhi kekebalan komunal. Dengan didukung oleh kartu vaksin anak. Apakah ini nanti bisa dilakukan PTM 100% atau tidak, ya kita tunggu instruksi salanjutnya. Tapi itu tetap akan kita bagi dua sesi menjadi 50%” ujarnya.
Baca juga: Senyum Bahagia Siswi SMP 1 Sampang, Sambut Pembelajaran Tatap Muka
Demi mencapai kekebalan kelompok 80%, pihaknya terus berupaya dengan menyebar google form untuk di isi siswa sebagai data anak yang mau divaksin.
“Tadi aja sudah ada 81 siswa yang sudah mau divaksin berdasar data google form. Jika sudah mencapai 100 siswa, saya akan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Kamoning untuk melaksanakan vaksinasi disini. Karena pelayanan dr. Intan itu prima. Jika ada apa-apa, pihak dr. Intan itu selalu siap. Misalnya, ketika siswa divaksin pagi hari tuh, sedari sore hingga pagi hari esoknya, selalu telpon dan memantau terkait perkembangan kesehatan siswanya. Intinya itu bisa bikin anak nyaman dan tenang” ucapnya sembari tersenyum.
Disinggung kiat lain keberhasilan vaksinasi di lembaganya, Teguh memaparkan, sosialisasi dan edukasi selalu diberikan pada siswa sebelum memulai memulai mata pelajaran. Dan ketika siswa mengerti, mereka akan menceritakan pengalamannya selama divaksin kepada teman sebangkunya dan keluarganya. Menceritakan hal-hal positif akan pentingnya vaksinasi. Bahkan di paguyuban wali murid juga disebar dan diberi pengertian.
Serta ditunjang juga latar belakang pendidikan dan pengalaman wali murid yang cara berfikirnya lebih rasional. Hal itu mempercepat content of massage yang disampaikan oleh pihak sekolah, meskipun masih ada beberapa orang tua yang pemikirannya masih gamang karena dipengaruhi info hoax.
Dibalik itu semua, ungkap Teguh, ada hal yang mengganjal dibenak pikirannya. Berusaha mencari win solution kaitan dengan siswa yang masih berusia kurang dari 12 tahun, termasuk komorbid dan penyintas.
“Ini menjadi catatan buat saya sebagai inventarisir. Saya akan minta petunjuk dengan hal itu. Sayapun ekstra hati-hati dalam mengambil sikap kaitan dengan covid-19 ini. Selalu saya koordinasikan dengan pihak Disdik, Gugus tugas Covid-19 dan dokter. Saya tidak punya kebijakan, karena semua apa yang saya jalankan itu atas dasar SE” ucapnya.
Diakhir, Teguh berharap, siswa dan orang untuk tidak ragu dan takut divaksin. Karena niat pemerintah memberikan vaksinansi kepada masyarakat itu untuk kekebalan tubuh.
“Vaksin itu untuk kekebalan tubuh, kita harus yakin, niat pemerintah itu baik kok. Kita cepat beraktifitas, kita sudah bosan pakai masker, Kita ingin bebas. Jadi ketika masyarakat sudah kebal, sudah tervaksinansi semua, maka kita bisa beraktifitas lebih banyak. Tetap taat dan disiplin dalam menjalankan prokes dengan 5M dan 3T” tandasnya.