Kesehatan

Tekan Angka Difteri, RSMZ dan RS dr. Soetomo Surabaya Gelar Pelatihan Bersama Nakes

×

Tekan Angka Difteri, RSMZ dan RS dr. Soetomo Surabaya Gelar Pelatihan Bersama Nakes

Sebarkan artikel ini
Tekan Angka Difteri, RSMZ dan RS dr. Soetomo Surabaya Gelar Pelatihan Bersama Nakes

Tekan Angka Difteri, RSMZ dan RS dr. Soetomo Surabaya Gelar Pelatihan Bersama Nakes

LIMADETIK.COM, SAMPANG – Rumah Sakit Moh. Zyn (RSMZ) Kabupaten Sampang Bersama Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, menggelar Pengabdian Masyarakat dengan acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penanganan Difteri Tingkat Jawa Timur, di Aula RSMZ, pada Kamis (22/08/2024).

Acara tesebut dihadiri perwakilan Tenaga Kesehatan dan Kepala Puskesmas se-kabupaten Sampang, tenaga kesehatan di RSMZ, khusunya dr. Spesialis anak, dan Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Abdullah Nadjih bersama Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang.

Ketua Tim Pelatihan dari RS dr. Soetomo Surabaya, dr. Dominicus Husada selaku Spesialis Anak menjelaskan, program pengabdian masyarakat ini bentuk kepedulian terhadap penderita penyakit menular Difteri di Jawa Timur.

“Lumbung tertinggi pasien terkena infeksi Difteri di Jawa Timur terdapat di Kabupaten Sampang dan Bangkalan. Bahkan angka difteri tersebut menjadi angka tertinggi seluruh Indonesia, dengan angka kematian 4% dari dua ratus lebih pengidap yang ada di Jawa Timur setiap tahunnya,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu sangat menghawatirkan, pada tahun 2023, angka kematian penyakit Difteri mencapai 6 sampai 7 persen di Jawa Timur, yang mana dampak dari pandemi covid-19 banyak takut di Imunisasi, papar Dominicus.

“Artinya, Jawa Timur peringkat 1 tertinggi di Indonesia, maka dari itu, penting adanya perhatian serius dari seluruh tenaga kesehatan, baik tingkat Puskesmas di Kecamatan, hingga di RSUD,” terangnya.

Masih Dominicus, mengenai ciri-ciri penderita Difteri yaitu seluruh tubuh terdapat demam, kelelahan, malaise atau panas dingin, bernapas secara bising atau napas pendek, kulit ruam atau ulkus, ucapan serak atau suara terganggu, tenggorokan kesulitan menelan atau pegal.

“Secara umum terdapat pada batuk, otot lemas, pembengkakan, pembengkakan kelenjar getah bening atau pilek, hingga bercak bintik putih di rongga mulut semuanya tergolong menghawatirkan,” tambahnya.

Adapun kunci sederhana mengatasi Difteri adalah Imunisasi lengkap, hidup sehat dan selalu keadaan bersih, dan hindari sering aktivitas diluar rumah atau keramaian, dan olahraga teratur, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Sementara Plt. Dirut RSUD Moh Zyn, dr. Bhakti Setiyo Tunggal mengaku akan lebih serius menangani berbagai keluhan penyakit, khususnya Difteri.

Dimana saat ini RSMZ tergolong lengkap alat kesehatan_nya, ruangannya yang terisolasi dan kesigapan tenaga medisnya, dalam menangani penyakit menular Difteri tersebut.

“Untuk itu peran Puskesmas harus lebih disiplin dan serius dalam pasien, khususnya Difteri yang mengancam jiwa, bisa segera merujuk ke RSMZ,” ucap Bhakti Setiyo.