SUMENEP, Limadetik.com – Ternyata persoalan naik nya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di pulau sapeken sangat konflit, pasalnya permainan Oknum setempat sangat lihai dan seakan kabur dari pandangan masyarakat luas.
Baca: Harga BBM di Pulau Sapeken Mencekik, Dinilai Ada Permainan Oknum
Berdasarkan kesaksian seorang tokoh setempat menyatakan, terbukti tidak hanya dipersoalan harga saja, selama ini juga setiap BBM yang datang tidak pernah langsung di bawa dan disalin ke tangki APMS namun langsung ke drom pelanggan yang sudah dipersiapkan di jejer di dermaga Sapeken.
“Hal ini sebenarnya yang menjadi persoalan, karena aturan pertamina, harusnya dari Tangker langsung masuk tangki APMS dulu, dengan tujuan untuk mengantisipasi penyimpangan (Kapal Kencing dijalan), karena diduga selama ini sering terjadi jumlah yang ada kurang dari jumlah yang seharusnya sampai di Sapeken,” terangnya.
Padahal menurutnya, sebelumnya pernah langsung dimasukan ke masing-masing tangki APMS karena camat Sapeken sempat menegur APMS, ketika langsung melayani pelanggan di dermaga.
“Itu hanya terjadi sepertinya tidak lebih dari satu kali, karena saat pengiriman berikutnya datang kenapa dibiarkan dan tidak dilarang lagi saat APMS langsung melayani pelanggan di dermaga, ini kan pertanyaan, yang sebelumnya pak camat mengamuk dan sekarang di biarkan begitu saja, jangan – jangan sudah menerima aliran juga dari APMS,” tuturnya.
Sementara Pimpinan sekaligus pemilik APMS dari CV. Sumber Alam Makmur H.Ardi mengatakan saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa harga jual 5.750/liter itu merupakan harga jual pengecer.
“Iya memang betul, ada yang menjual 5.750/liter, namun itu dari pengecer ke pembeli bukan harga dari APMS,” terang Ardi.
Namun ketika disinggung terkait proses penjualan yang langsung di salin ke drom masing-masing pelanggan yang sudah dipersiapkan dengan di jejer di dermaga Sapeken, ia juga mengakui hal itu memang terjadi.
“Kalau soal itu memang benar adanya, kami langsung melayani pelanggan di dermaga, namun itu sudah mendapat persetujuan dari pihak kecamatan,” jelas Ardi.
Menurut Ardi, kapasitas tangki yang dimilikinya hanya bisa menampung 20 ton saja, jadi itu yang kita penuhi lebih dulu.
“Terkait hal itu selebihnya langsung kami salurkan ke pelanggan tapi yang punya rekom,” pungkasnya (yd/rd)