Scroll Untuk Membaca Artikel
Nasional

UGM akan Kirim Mahasiswa ke Asmat dalam Bentuk Program KKN

×

UGM akan Kirim Mahasiswa ke Asmat dalam Bentuk Program KKN

Sebarkan artikel ini
045829300 1516619929 gizi buruk asmat papua 1
Anak-anak di Kabupaten Asmat yang menderita campak dan gizi buruk

JAKARTA, Limadetik.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) akan kirimkan mahasiswa ke Kabupaten Asmat, Papua dalam bentuk program KKN. UGM merencanakan program lanjutan setelah pengiriman Tim Disaster Respons Unit (Deru) ke Agats, Kabupaten Asmat Papua sebelumnya.

Program lanjutan ini adalah dengan pengiriman mahasiswa melalui KKN bertema kesehatan. Mahasiswa yang akan dikirim ke Asmat harus mampu lolos seleksi dengan mengedepankan kompetensi bidang medis. Jika memungkinkan, selanjutnya UGM akan mengombinasikan KKN dengan program non-KKN.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

 “Jadi KKN tetapi dengan tema utama kesehatan, baru ditentukan jumlah unitnya, yaitu satu unit. Satu unit bisa terdiri atas 20 sampai 30 mahasiswa. Namun, UGM juga sedang menggodok kombinasi dengan program UGM yang non-KKN lainnya,” terang Sekretaris Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM Rachmawan Budiarto seperti dilansir dari Solopos, Selasa (20/2/2018).

Berdasarkan identifikasi yang sudah dilakukan, tim Deru di Asmat memang membutuhkan dukungan tim kesehatan. Namun, proses penempatan tinggal mahasiswa harus ada di setiap distrik atau tidaknya masih dalam tahap diskusi karena untuk mencapai beberapa distrik terjauh butuh waktu hitungan jam dan tidak bisa dijangkau dengan speed boat, tetapi harus memakai perahu.

Banyak resiko yang harus dipertimbangkan jika UGM benar-benar mengirim mahasiswa KKN ke Asmat, salah satunya adalah penyakit malaria yang wajib diantisipasi. Belum lagi ketersediaan air bersih yang minim karena masyarakat Asmat hanya mengandalkan air hujan dari bak penampungan. Namun, jika percobaan pertama pengiriman mahasiswa KKN ini berjalan baik maka akan dilanjutkan dengan sistem reguler.

“Mahasiswa yang dikirim tentu akan diseleksi, selain kompetensi yang dimiliki juga harus sehat, karena banyak pertimbangan tadi,” ungkapnya.

Sebenarnya UGM selalu mengirimkan mahasiswa KKN dari Sabang sampai Merauke. Namun, untuk ke Papua belum pernah mengirimkan mahasiswa dalam jumlah banyak karena biaya operasional yang sangat besar.

“Agats ini termasuk kami anggap penting, sehingga kami berorientasi untuk mengirim mahasiswa ke sana,” lanjut Rachmawan Budiarto.

Pengiriman mahasiswa memprioritaskan sesuai permintaan pemerintah daerah setempat dengan target wilayah yang paling penting untuk didatangi. Permintaan pemerintah daerah untuk didatangi KKN UGM tahun 2018 mencapai 373 wilayah di seluruh Indonesia.

(*)

× How can I help you?