Artikel

Urgensi Pendidikan Pesantren

×

Urgensi Pendidikan Pesantren

Sebarkan artikel ini
Urgensi Pendidikan Pesantren
Noris Soleh

Urgensi Pendidikan Pesantren

Oleh : Noris Soleh
Mahasiswa Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan

_____________________________

ARTIKEL – Selama beberapa generasi, pesantren telah menjadi komponen penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Populasi generasi muda Islam di nusantara sangat dipengaruhi oleh karakter dan kecerdasan lembaga pendidikan Islam tradisional tersebut. Pesantren masih relevan dan semakin penting di tengah modernisasi dan globalisasi guna melahirkan generasi terpelajar, berakhlak mulia, dan siap menghadapi kesulitan dunia modern.

Seiring dengan masuknya agama Islam ke nusantara pada abad ke-16, pesantren mula-mula muncul di Indonesia. Bahasa Arab, Alquran, hadis, dan kitab agama Islam lainnya merupakan satu-satunya mata pelajaran yang diajarkan di pesantren pada awalnya. Namun seiring berjalannya waktu, kurikulum pesantren terus berkembang untuk mengakomodasi perubahan tuntutan masyarakat.

Saat ini banyak pesantren yang memasukkan mata kuliah umum ke dalam kurikulumnya dan mengadopsi struktur pendidikan formal. Dengan melakukan hal ini, siswa dapat memperoleh kredensial yang diakui negara yang akan memungkinkan mereka bersaing di pasar kerja atau melanjutkan pendidikan tinggi.

Kontribusi Signifikan Pondok Pesantren Terhadap Pendidikan Nasional

1. Pengembangan Karakter:
Pesantren memberikan penekanan yang sama pada pengembangan karakter seperti halnya pada pertumbuhan intelektual. Siswa memperoleh kebajikan seperti kemandirian, disiplin diri, keterpisahan, dan kerja sama tim dengan tinggal di kampus. Nilai-nilai luhur dapat terbentuk dalam suasana dimana santri, ustadz, dan kyai berinteraksi secara luas.

2. Menjaga Adat dan Budaya Pesantren berperan penting bagi kelangsungan praktik keilmuan Islam tradisional:
Transmisi pengetahuan Islam dari generasi ke generasi dipastikan melalui pengajaran kitab kuning, atau teks tradisional Arab. Selain itu, melawan arus budaya global, pesantren menjadi benteng pertahanan tradisi dan adat istiadat daerah yang sehat.

3. Pengembangan Komunitas:
Banyak pesantren yang secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan lingkungan di samping program akademiknya. Program pemberdayaan sosial, kesehatan, dan ekonomi yang dimulai oleh pesantren juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Pemimpin dan Produser Ulama:
Pondok pesantren secara historis telah melahirkan banyak pemimpin nasional di bidang sosial, politik, dan agama. Alumni pesantren terkenal dengan kesadaran sosialnya yang mendalam, kemampuan kepemimpinan yang kuat, dan wawasannya yang luas.

5. Pendidikan pengganti yang murah: Pesantren menawarkan alternatif pendidikan yang terjangkau dan berkualitas tinggi bagi masyarakat kelas menengah dan kelas bawah. Bagi siswa dari latar belakang kurang mampu, banyak pesantren yang menawarkan beasiswa atau bantuan keuangan, sehingga memungkinkan orang-orang dari semua kelas sosial untuk belajar.

Peluang dan Tantangan Pesantren di Era Modern

Meskipun memiliki fungsi yang signifikan, pesantren saat ini menghadapi beberapa kendala:

1. Modernisasi Kurikulum:
Agar lembaga pendidikan Islam tetap otentik, pesantren harus senantiasa memperbarui kurikulumnya untuk memenuhi tuntutan dunia modern.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia:
Meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan ustadz sangat penting untuk meningkatkan standar pengajaran di pesantren.

3. Pembangunan Infrastruktur:
Sarana dan prasarana di banyak pesantren masih belum memadai. Untuk memperlancar proses pembelajaran yang lebih produktif, teknologi informasi dan fasilitas pembelajaran harus ditingkatkan.

4. Adaptasi teknologi:
Di ​​era digital, pesantren harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam kurikulumnya dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip tradisional yang menjadikannya begitu kuat.

5. Jaringan dan Kolaborasi:
Menjalin kontak dan bekerja sama dengan berbagai organisasi baik di dalam negeri maupun luar negeri akan membantu berkembangnya pesantren.

Selain itu, kehadiran di pesantren sangat dihargai dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Karena kekuatannya dalam pembentukan karakter, pelestarian tradisi, dan pengembangan sosial, pesantren menjadi pilar utama dalam mendidik generasi masa depan yang bermoral, intelektual, dan siap menjawab permasalahan dunia.

Pondok pesantren mempunyai banyak potensi untuk berkembang dan berinovasi meski menghadapi banyak kendala. Pesantren mempunyai potensi untuk tetap relevan dan mungkin muncul sebagai model pendidikan alternatif terbaik abad kedua puluh satu dengan memadukan aspek terbaik dari tradisi dan modernitas.

Pentingnya peran pesantren dalam menumbuhkan nasionalisme harus diakui dan didukung oleh pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait. Pondok pesantren dapat terus melahirkan generasi yang lebih baik, seimbang secara sosial, intelektual, dan spiritual serta siap menghadapi kesulitan dunia modern apabila diberikan pendampingan yang tepat.

Beberapa aspek penting pendidikan di pesantren:

1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren
Kurikulum di pesantren berbeda-beda dan biasanya terdiri dari berikut ini: (a) Membaca Kitab Kuning dengan suara keras. Hal ini menjadi dasar kurikulum konvensional pesantren. Santri membaca literatur Islam kuno berbahasa Arab. Sistem bandongan, dimana ulama membacakan kitab dan santri mendengarkan, dan metode sorogan, dimana santri membacakan kitab di depan kyai, merupakan dua teknik pengajaran yang paling umum. (b) Pendidikan Formal: Kurikulum nasional dianut di banyak program pendidikan formal pesantren kontemporer (SD, SMP, SMA). (c) Pendidikan Keterampilan: Untuk membantu santri agar siap memasuki dunia kerja, beberapa pesantren juga memberikan pendidikan keterampilan praktis atau vokasi.

2. Kehidupan Pesantren Dalam Islam Cara hidup di pesantren berbeda-beda: (a) Asrama: Santri tinggal di asrama yang memberikan pengawasan dan pengarahan yang ketat. (b) Jadwal yang kaku: Sejak siswa bangun tidur hingga tidur malam, kegiatannya direncanakan sesuai dengan jadwal yang kaku. (c) Kesederhanaan: Pesantren mengedepankan cara hidup yang mandiri dan sederhana. (d) Ukhuwah Islamiyah: Santri yang tinggal bersama di pondok pesantren menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat.

3. Makna Kyai
Kyai yang memegang peranan penting di pesantren: (a) Tokoh Penting: Kyai adalah pemimpin spiritual dan panutan selain sebagai pengajar. (b) Pesona: Kepemimpinan Kyai biasanya bercirikan karisma, yang menanamkan rasa hormat dan ketaatan yang mendalam pada murid dan masyarakat. (c) Jaringan: Kyai biasanya memiliki jaringan luas yang bermanfaat bagi pertumbuhan pesantren dan santrinya.

4. Pendekatan Instruksional
Pesantren menerapkan sejumlah strategi pengajaran konvensional: (a) Hafalan: Santri dianjurkan untuk menghafalkan Al-Qur’an, hadis, dan ayat-ayat penting lainnya. (b) Berbicara (Bahtsul Masa’il): Santri terampil membicarakan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan agama. (c) Praktek Langsung: Siswa sering kali menyampaikan apa yang telah dipelajarinya secara langsung kepada orang lain, seperti dalam ibadah sehari-hari.

5. Integrasi Kurikulum
Pesantren-pesantren masa kini sering kali memuat hal-hal sebagai berikut: (a) Ilmu Agama: Hadits, Fiqh, Aqidah, Tafsir, dll. (b) Ilmu Umum, yang meliputi IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris. (c) Pertumbuhan Pribadi: Berbicara di depan umum, kewirausahaan, kepemimpinan, dll.

6. Pengabdian Kepada Masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat ditekankan sebagai hal yang sangat penting di banyak pesantren. (a) Dakwah: Santri sering berpartisipasi dalam inisiatif dakwah masyarakat luas. (b) Pembangunan ekonomi: Beberapa pesantren memberikan inisiatif pengembangan ekonomi kepada komunitas lokalnya. (c) Pelayanan Sosial: Pesantren sering kali berfungsi sebagai pusat acara keagamaan dan sosial setempat.

7. Koneksi Alumni
Pesantren biasanya memiliki jaringan mantan santri yang kuat: (a) Bantuan: Mantan santri sering menawarkan bantuan moneter dan non-moneter untuk pendirian pesantren. (b) Ketenagakerjaan: Jaringan lulusan dapat membantu lulusan baru dalam mendapatkan pekerjaan atau melanjutkan pendidikan tinggi. (c) Dakwah: Mantan santri membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip pesantren kepada masyarakat luas.

Unsur-unsur inilah yang menjadi ciri khas suatu pendidikan di pesantren, yang membedakannya dengan lingkungan pendidikan lainnya. Tujuan dari strategi menyeluruh ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang siap berkontribusi kepada masyarakat dan tidak hanya memiliki akhlak mulia tetapi juga pengetahuan tingkat tinggi.