TANGERANG, Limadetik.com – Pembunuhan sadis terjadi di Perumahan Taman Kota Permai 2 Blok B 6 RT 05 / RW 12 Kelurahan Priuk, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang pada Senin (12/2/2018).
Seorang ibu dan dua orang anak tewas. Sementara sang ayah dalam kondisi kritis bersimbah darah.
Korban bernama Emah. Sedangkan anaknya yakni Nova (23) dan Tiara (11).
Sang ayah yaitu Efendi yang masih hidup langsung dibawa oleh warga sekitar ke Rumah Sakit Sari Asih.
“Posisi saat ditemukan mereka berpelukan,” ujar Marti yang merupakan tetangga korban saat ditemui di lokasi kejadian.
Saat ditemukan, ibu dan kedua anaknya ini berada di kamar depan. Sedangkan ayahnya ada di kamar belakang.
“Wajah korban tertutup bantal dan selimut,” katanya.
Sebelum ditemukan tewas, Rohayati tetangga korban pembunuhan Perumahan Taman Kota Permai 2 Blok B 6 RT 05 RW 12 Kelurahan Priuk, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, mendengar suara gaduh pukul 03.00 WIB.
“Dengar suara Astaghfirullah Al Adzim ya Allah, iya itu suaranya Bu Ema,” ujar Rohayati
Rohayati mengatakan, saat itu dirinya sedang makan bersama suaminya di rumah.
“Pas dengar itu saya lagi makan sama suami, suami baru pulang kerja,” kata Rohayati.
Rohayati mengaku kerap mendengar suara ribut di rumah korban.
“Biasa sering mereka berantem, kemarin terakhir dengar suara piring pecah,” kata Rohayati.
Namun Rohayati enggan ikut campur lebih jauh urusan rumah tangga tetangganya itu.
“Ditengok dulu pernah tapi suaminya keluar bilang ngga ada masalah apa-apa,” ucapnya.
Rohayati mengatakan, rumah tangga korban dengan sumainya memang sering cekcok.
“Pas nikah sama suami kedua yang ini sering berantem. Nikahnya baru setahunan,” ujar Rohayati.
Polisi sudah menggelar olah tempat kejadian perkara, korban yang dibantai mengalami luka akibat tebasan senjata tajam.
“Mereka ini latar belakangnya pedagang,” kata Kapolsek Jatiuwung Komisaris Eliantoro Jalmaf.
“Kami masih mencari barang bukti di lokasi,” tambah dia.
Pencarian barang bukti ini merujuk pada pelaku. Polisi kini masih mendalami dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Pelakunya masih dicari tahu dan kami buru,” kata Eliantoro. (*)