Pendidikan

Berkah Daun Kelor, Mahasiswa Brawijaya Asal Sumenep Bawa Pulang Penghargaan

×

Berkah Daun Kelor, Mahasiswa Brawijaya Asal Sumenep Bawa Pulang Penghargaan

Sebarkan artikel ini
Hanya Karena Daun Kelor, Mahasiswa Brawijaya Asal Sumenep
FOTO: Mahasiswa Brawijaya asal Sumenep, Sabet Special Awards dan Silver Medal di Korea Selatan

LIMADETIK.COM, SUMENEP – Berkah daun kelor, Mahasiswa Brawijaya Malang, asal Sumenep berhasil bawa pulang, Special Awards dan Silver Medal, pada ajang Seoul Internasional Invention Fair (SIIF).

Kegiatan tersebut, telah dilaksanakan sejak tanggal 15 sampai 19 November 2022 kemarin, bertempat di COEX, lSeoul, Korea Selatan.

Pada ajang SIIF tersebut, Fahrur Rozi (FH), Jefry Andy Agusty (Fapet), Malik Fajar (FP), Nadia Sheren Maulina (Fisip), dan Rimul Azilah (Filkom) membawakan inovasi teh berbahan dasar tangkai kelor, dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Korean Invention Promotion Association (KIPA) dan Korean Intellectual Property Office (KIPO).

Ajang SIIF yang diikuti oleh 30 negara ini, kelimanya mempersembahkan teh herbal yang berbahan baku tangkai kelor. Moringa oleifera Sumenep Herbal Tea (Morish Tea) berhasil bersaing dengan 600 produk lain baik yang dibawakan oleh mahasiswa maupun perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Menjadi pembeda diantara produk lain yang membawakan teknologi dan aplikasi, mereka berhasil meraih spesial award atas inovasi yang menarik dan berdaya jual tinggi.

Melihat daun Kelor merupakan komoditas asli Kabupaten Sumenep, yang merupakan kota asal dari kelima mahasiswa tersebut, menjadi alasan utama pembuatan produk tersebut.

Dalam kompetisi ini, Morish Tea menjadi inovasi teh herbal yang dibawakan oleh kelima mahasiswa dengan memanfaatkan limbah dari pohon kelor yaitu tangkai kelor yang dikombinasikan dengan teh hijau.

Tangkai kelor yang biasanya terbuang, diolah menjadi teh yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Kadar antioksidan yang terkandung dalam teh ini, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, hal ini telah dibuktikan dengan melakukan uji laboratorium.

Proses pembuatan produk ini dibutuhkan waktu kurang lebih satu bulan untuk pengeringan tangkai kelor tanpa sinar matahari.

Pada exhibition ini, total pengunjung mencapai 40.000 orang. Produk teh daun kelor ini memperoleh banyak sekali pujian atas cita rasanya yang khas oleh berbagai pengujung mancanegara seperti Korea, Iran, Malaysia, Thailand, Taiwan, dan masih banyak lagi.

Tentu saja hal ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia. Produk ini sendiri telah memiliki izin edar dan saat ini sedang dalam proses paten dan halal.

Fahrur Rozi, ketua tim mengungkapkan rasa bangga, karena perjuangan yang ia gagas bersama tim, berhasil dan mendapatkan penghargaan di korea selatan.

“Kami merasa bangga dan bahagia, karena bisa berjuang sampai sejauh ini. Hampir saja kami merasa ragu untuk bersama menuju Korea Selatan, namun dalam hidup ini tidak ada yang mustahil,” kata Rozi, Kamis (24/11/2022).

Bahkan kata Rozi, sejak awal proses inovasi, tim yang ia pimpin itu, tidak berkhayal tinggi.

“Kami dari awal tidak berekspektasi tinggi terhadap produk yang kami bawa ini, namun ternyata, produk ini bukan hanya menjadi terobosan pertama, tetapi juga sangat diminati oleh para pengunjung asing. Bagi kami perjuangan ini adalah perjuangan kebersamaan” ungkapnya.

Dengan adanya produk ini, Rozi berharap, dapat meningkatkan perekonomian indonesia, khususnya Sumenep.

“Produk ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Sumenep, dan berkolaborasi dengan pemerintah lokal dan berbagai UMKM, serta memasuki pasar internasional melalui investor-investor asing. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, baik di Kota Malang maupun di Kabupaten Sumenep,” pungkasnya.