Ekonomi

Beternak Bebek Diharap Menjadi Peluang Usaha Baru Masyarakat Binakal Bondowoso

×

Beternak Bebek Diharap Menjadi Peluang Usaha Baru Masyarakat Binakal Bondowoso

Sebarkan artikel ini
Beternak Bebek Diharap Menjadi Peluang Usaha Baru Masyarakat Binakal Bondowoso
Kades Baratan bersama Camat Binakal saat diwawancarai awak media

Beternak Bebek Diharap Menjadi Peluang Usaha Baru Masyarakat Binakal Bondowoso

LIMADETIK.COM, BONDOWOSO – Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso, kini menjadi sentra baru pengembangan peternakan bebek petelur modern yang digagas oleh para kepala desa di wilayah tersebut.

Diinisiasi oleh Kepala Desa Baratan, Hasan, dan didukung oleh Camat Binakal Ifan Arrifandi, program ini kini berkembang pesat dan menggandeng empat desa lain sebagai mitra, yakni Desa Baratan, Binakal, Sumber Tengah, dan Bendelan.

Ifan Arrifandi menyampaikan bahwa program ini merupakan inovasi baru dalam dunia peternakan bebek di wilayahnya.

“Dulu memang Binakal sudah dikenal dengan budidaya bebek, tapi secara tradisional. Kini, kepala desa kami membawa metode baru, dimulai dari nol, dan kini berkembang dengan melibatkan masyarakat di empat desa mitra,” ungkapnya pada Limadetik.com, Jum’at (4/7/2025) sore.

Menurut Ifan, langkah para kepala desa ini patut diapresiasi karena tidak hanya membuka peluang usaha baru, namun juga diharapkan menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran di pedesaan.

“Harapan saya, jika ke depan bisa ditangani oleh BUMDes, maka ternak bebek ini akan menjadi sumber peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan tentunya memperluas lapangan kerja bagi anak-anak muda yang selama ini belum memiliki penghasilan tetap,” jelasnya.

Kebutuhan telur bebek di Bondowoso sendiri ternyata masih sangat tinggi. Saat ini, suplai dari peternak lokal baru memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan total.

“Artinya, masih ada peluang 70% yang bisa kita isi. Sayang sekali kalau tidak kita manfaatkan,” imbuh Ifan.

Sementara itu, Hasan, Kepala Desa Baratan sekaligus penggagas utama program peternakan bebek petelur ini, menjelaskan bahwa sistem kerja sama yang dibangun antar desa difokuskan pada efisiensi distribusi pakan dan pengambilan hasil.

“Untuk pakan, tiga desa mitra mengambil dari Desa Baratan, supaya satu pintu. Begitu juga dengan telur, dikumpulkan ke Baratan. Kami juga yang antar pakan ke kandang-kandang di tiga desa,” jelasnya.

Saat ini, total populasi bebek petelur yang tersebar di tiga desa mencapai sekitar 1.200 ekor. Dengan rata-rata produksi mencapai 900 butir telur per hari tergantung kondisi cuaca usaha ini mampu menghasilkan perputaran uang hingga lebih dari Rp 50 juta per bulan.

“Kalau cuaca mendukung, produktivitas bisa tembus 90%. Harga jual per butir bervariasi antara Rp1.800 hingga Rp2.400. Biasanya, dalam kondisi baik, omzet harian bisa sangat signifikan,” kata Hasan.

Namun, usaha ini tidak lepas dari tantangan. Hasan mengakui bahwa faktor cuaca sangat memengaruhi produksi. Perubahan suhu ekstrem bisa menyebabkan stres pada bebek, menurunkan produksi telur, dan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian.

“Penyakit seperti mata biru dan flu juga menjadi ancaman. Tapi alhamdulillah sudah ada obatnya. Yang paling penting adalah kebersihan kandang. Kalau kandang bau, bebek cenderung malas bertelur,” katanya.

Hasan menambahkan bahwa masa produktif bebek dibagi dua tahap. ” Pertama sekitar 8-9 bulan, lalu saat bulu rontok bebek istirahat produksi sekitar 40 hari. Setelah itu lanjut produksi lagi sampai umur 15 bulan, baru di afkir karena sudah tua,” jelasnya.

Kerja sama antar desa dalam program ini melibatkan tiga desa mitra dari Desa Baratan, yaitu Sumber Tengah, Binakal, dan Bendelan. Masing-masing memiliki kelompok masyarakat yang bertugas merawat kandang dan memanen telur.

Dengan berbagai potensi dan dukungan, Hasan dan Ifan berharap pemerintah daerah, khususnya Bupati Bondowoso, dapat melihat peluang besar yang sedang tumbuh di wilayah Kecamatan Binakal.