Diskusi Panel Bersama Dinsos P3A Sumenep, Bupati Fauzi Sebut Perlu Waspada Pengaruh Digitalisasi
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Diskusi panel yang digelar Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengangkat tema “Selamatkan Perempuan dan Anak dari Degradasi Moral”.
Kegiatan tersebut berlangsung di hotel de Baghraf Sumenep dengan menghadirkan sejumlah narasumber, yang dihadiri secara langsung Bupati Achmad Fauzi, Selasa (28/3/2023).
Selain Bupati Fauzi, hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Sosial P3A Sumenep Drs Achmad Dzulkarnain, Forkopimda Sumenep, Anggota DPRD Sumenep komisi IV, ketua Ormas, Ketua organisasi kewartawanan dan segenap undangan.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya penyelamatan moral bagi generasi anak bangsa, khususnya di Sumenep kekerasan yang sering menimpa seorang perempuan dan anak.
“Ini sangat penting dilakukan, bagaimana caranya kita menekan angka kekerasan terhadap ibu ibu atau perempuan dalam rumah tangga, baik kekerasan fisik maupun mental, ini harus diselesaikan. Begitu juga terhadap anak di bawah umur” kata Bupati Fauzi dalam sambutannya.
Menurut Bupati Fauzi, permasalahan yang terjadi saat ini baik kekeran dan kejahatan terhadap seorang perempuan maupun terhadap anak, salah satu faktor penyebabnya adalah deras arus digitalisasi yang kian tinggi.
“Pengaruh digitalisasi ini kalau kita tidak bisa dan tidak mampu memfilter nya, maka akan menimbulkan kerusakan yang mengarah pada bobroknya moral. Banyaknya kekerasan terhadap perempuan salah satu faktornya ya belum siap mental mereka (keluarga) sehingga mudah sekali melakukan kekerasan dan sebagainya” ucap Bupati.
Orang nomor satu di Pemkab Sumenep itu mengingatkan penting peran setiap orang tua terhadap seluruh aktivitas anak anaknya. “Periksa handphone anak anaknya diwaktu waktu tertentu, karena perlunya kita mengetahui sejauh mana orang tua mengawasi anaknya” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial P3A Sumenep Drs. Achmad Dzulkarnain dalam sambutannya menyampaikan, tindakan kekerasan akan berdampak negatif yang serius bagi korban dan lingkungan.
Itu karenanya, tindak kekerasan bukan hanya berakibat pada masalah individual tapi masalah keluarga dan masyarakat,, sehingga melalui diskusi panel ini dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi tidak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Di Kabupaten Sumenep kekerasan terhadap perempuan dan anak dibandingkan tahun 2022 semakin meningkat. Pada tahun 2022 data kejadian kekerasan ada 49 kasus dan di tahun 2023 sampai bulan Maret sudah diangka 16 kasus,” kata Kadinsos dalam sambutan laporannya.
Selain itu kata dia, tahun 2022 penelantaran terdapat sebanyak 8 kasus, KDRT 11 kasus, pencabulan 10 kasus, pemerkosaan 2 kasus, pelecehan sosial 1 kasus, penganiayaan 5 kasus, ITE 1 kasus.
“Untuk tahun 2023 ini diawak tahun telah terjadi pencabulan 11 kasus pelecehan seksual 1 kasus, penemuan bayi 1 kasus, KDRT 1 kasus, dan penganiayaan 1 kasus” terangnya.
Lebih lanjut Bang Zoel sapaan akrabnya menyampaikan, diharapkan, para pemangku kebijakan lembaga penyedia layanan perlindungan perempuan dan anak, lintas sektor dan seluruh lembaga lainnya bisa menyatukan persepsi terkait urusan moral anak bangsa.
“Sehingga, persepsi yang sama dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat agar lebih dekat dengan keluarganya, dan lebih peduli terhadap lingkungannya” tukasnya.