Daerah

Dua Hari Jelang Final Kacong Cebbing, Publik Pertanyakan Minimnya Informasi dan Transparansi

×

Dua Hari Jelang Final Kacong Cebbing, Publik Pertanyakan Minimnya Informasi dan Transparansi

Sebarkan artikel ini
Dua Hari Jelang Final Kacong Cebbing, Publik Pertanyakan Minimnya Informasi dan Transparansi
Para peserta Kacong Cebbing 2025

Dua Hari Jelang Final Kacong Cebbing, Publik Pertanyakan Minimnya Informasi dan Transparansi

LIMADETIK.COM, SUMENEP – Tinggal tiga hari lagi menuju Grand Final Pemilihan Kacong Cebbing 2025, namun publik Sumenep masih dibuat bertanya-tanya. Pasalnya, hingga hari ini, belum ada informasi resmi yang dirilis terkait nama-nama finalis, dewan juri, maupun bentuk hadiah bagi pemenang ajang tersebut.

Padahal, ajang tahunan yang telah menjadi ikon promosi pariwisata Kabupaten Sumenep ini semestinya menjadi perayaan bersama masyarakat, bukan acara tertutup.

Salah satu tokoh pariwisata Sumenep, Bisron Ali, menyampaikan kritik tajam terkait minimnya publikasi yang seharusnya sudah dapat diakses publik, sehingga tidak menimbulka kecurigaan masyarakat.

“Tinggal tiga hari lagi Grand Final Kacong Cebbing digelar, tapi warga masih tak tahu siapa finalisnya, siapa jurinya, bahkan apa hadiahnya. Ajang publik kok terasa seperti acara rahasia? Jangan disembunyikan, publikasikan secara terbuka,” ujarnya, Senin (23/6/2025).

Ali menilai, minimnya Informasi, dan tidak Ada kanal resmi yang bisa diakses masyarakat akan menjadi bola liar nantinya. Hingga berita ini ditulis, belum ditemukan akun resmi sosial media maupun website dari panitia penyelenggara yang memberikan informasi lengkap tentang jalannya ajang tersebut. Masyarakat juga tidak mengetahui siapa saja panitia penanggung jawab, nama juri, maupun mentor yang terlibat dalam masa karantina dan pembekalan finalis.

Ajang ini sendiri diketahui telah menjaring 24 finalis (12 Kacong dan 12 Cebbing), dan saat ini sedang menjalani karantina di salah satu hotel di Sumenep. Acara Grand Final dijadwalkan pada tanggal 25 Juni 2025 di Kampus Uniba Sumenep.

Namun, kata Bisron Ali, ketertutupan informasi justru menimbulkan spekulasi negatif di tengah masyarakat. Pria yang juga menjabat sebagai Korwil Asosiasi Pariwisata Madura (ASPRIM) dan Wakil Sekretaris PHRI Sumenep, menyebut bahwa ajang ini semestinya menjadi kesempatan besar bagi finalis untuk tampil dan dikenal, bukan hanya berkompetisi dalam diam.

“Kalau informasinya dibuka, potensi para finalis ini bisa diakses dunia usaha. Mereka bisa direkrut sebagai pemandu wisata, content creator, MC, bahkan duta desa wisata. Tapi bagaimana bisa dilirik, kalau publik tak kenal siapa mereka?” tambahnya.

Dirinya menyebutkan, pihak panitia dan dinas terkait perlu membuka informasi secara menyeluruh, mulai dari nama-nama finalis, biodata, karya, foto, hingga agenda kegiatan pembekalan. Termasuk transparansi mengenai komposisi juri dan hadiah pemenang.

Sebagai tokoh aktif di dunia pariwisata dan pemilik biro perjalanan, Bisron menyatakan siap membantu membangun sistem publikasi dan branding digital bagi ajang ini agar lebih berdampak.

“Sayapun siap membantu membekali para finalis dalam hal digital branding, konten sosial media, dan membangun personal branding mereka. Mereka harus tampil, bukan hanya tampil sehari di panggung,” ungkapnya.

Disebutkan Ali, pemilihan Kacong Cebbing selama ini dianggap sebagai ajang bergengsi yang membanggakan. Namun, di era keterbukaan informasi, publikasi yang minim justru mengurangi nilai partisipatif dan transparansi dari kegiatan tersebut.

“Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pariwisata harusnya segera memberikan penjelasan resmi kepada publik. Karena ajang publik selayaknya digelar dengan keterlibatan publik” pungkasnya.