SAMPANG, Limadetik.com – Efek Domino Dana CSR, geliat ekonomi di Taman Wijaya Bahari (TWB) mulai nampak. Tentu ini merupakan trobosan yang sangat menguntungkan bagi masyarakat Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Sebab, beberapa bulan yang lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sampang memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) guna merehabilitasi Taman Wiyata Bahari (TWB).
Taman tersebut berlokasi di Jalan Imam Bonjol II Kelurahan Dalpenang Kecamatan Kota Sampang.
Dana rehabilitasi TWB menyedot anggaran 450 juta dengan rincian, untuk lampu hias 150 juta dan pembangunan fisik pagar 300 juta.
Hal itu merupakan wujud perhatian, kepedulian serta komitmen dari HCML sebagai mitra Pemerintah setempat dalam mendukung kemajuan suatu daerah.
Taman yang sekarang tampak lebih bagus baik warna, lighting dan estetikanya banyak menyedot perhatian visitor, baik domestik maupun dari luar Kabupaten Sampang.
Usia visitor bervariatif mulai anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Mereka merasa nyaman berada ditempat tersebut karena udaranya yang sejuk, rindang, dan sangat memanjakan mata dan merefresh otak.
Melihat fenomena tersebut, hal itu tidak disia-siakan oleh masyarakat untuk membuka usaha dengan membuat lapak-lapak sederhana secara mandiri.
Pantauan dilapangan, ada sekitar 17 lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mulai menjamur dan berdiri di sisi barat area taman TWB dan di depan taman atau persinya di sisi selatan pembangunan Sampang Sport Centre (SSC) yang saat ini masih dalam proses pembanguanan.


Dagangan yang mereka usung bervariatif, mulai dari Es, Kopi, Mainan anak-anak, Sempol, Bakso, Mie ayam, tempe penyet, lele goreng, dan aneka penyetan.
Ditemui dilokasi taman TWB, salah satu visitor, Maria (30 thn) perempuan asal Kecamatan Omben Kabupaten Sampang mengatakan, dirinya merasa senang dan nyaman berada di tempat tersebut.
“Suka aja tempat ini, nyaman dan rindang. Udaranya sejuk dan gak bising. Kanan kiri dikelilingi pohon yang masih alami. Ya, kalau lagi gabut di rumah, saya bawa puteri saya kesini. Anak sayapun betah saya bawa main kesini. Kegirangan gitu” ungkapnya sembari menggandeng anak perempuannya yang masih balita, Sabtu (18/9/2021).
Wanita berparas cantik ini menyayangkan, tidak bisa menikmati indahnya warna-warni lampu taman saat malam hari sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terhitung sejak 3 Juli 2021 lalu.
Terpisah, salah satu pemilik lapak PKL, Antok (45 tahun) asal jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan/Kabupaten Sampang mengatakan, alasan memilih tempat tersebut karena semakin banyaknya jumlah pengunjung dari hari ke hari.
Hal itu menimbulkan inisiasi bagi dirinya untuk mencoba berdagang di tempat tersebut.
“Lah kok aku perhatikan, jumlah orang yang berkunjung ke taman ini kok makin banyak, makanya saya coba berjualan di area sini untuk mengais rejeki. Itung-itung buat biaya keluarga saya sehari-hari” ungkapnya polos.
Awalnya, lanjut Antok, Ia hanya bertiga berjualan di area tersebut. Namun berjalan waktu, PKL semakin bertambah dari hari ke hari.
“Awalnya sepi mas, Hanya ada satu dua pembeli. Namun saya bersama tiga rekan yang lain mencoba bertahan dan bersabar. Sekarang sudah alhamdulillah, sudah bisa mencukupi hidup keluarga kami. Saya bersyukur, taman TWB ini sudah bagus sekarang, sehingga banyak pengunjungnya” pungkas pria yang memiliki 4 orang anak ini.