Gebyar Pemelajar BIPA 2.0 Tahun 2025 Meriah, 14 Negara Ramaikan Pameran Budaya, Uzbekistan Raih Juara Favorit
LIMADETIK.COM, MALANG — Universitas Islam Malang (Unisma) kembali sukses menyelenggarakan Gebyar Pemelajar BIPA 2.0 Tahun 2025 dengan semarak. Acara tahunan ini mempertemukan pelajar asing dari program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur dan diikuti oleh peserta dari 14 negara, Rabu (14/5/2025).
Diantara negara yang ikut yakni, Madagaskar, Pakistan, Uzbekistan, Sudan, Jepang, Timor Leste, Afghanistan, Tiongkok, China, Vietnam, Polandia, Zimbabwe, serta dua entri tambahan dari Jepang dan Tiongkok.
Unisma terus menunjukkan peran aktifnya dalam mendorong internasionalisasi bahasa Indonesia melalui program BIPA. Dalam edisi tahun ini, acara difokuskan pada tiga jenis lomba, yaitu: bercerita, bernyanyi, dan pameran budaya. Para peserta tak hanya menampilkan kemampuan berbahasa Indonesia, tetapi juga memperkenalkan keragaman budaya dari negara masing-masing.
Pada lomba bercerita, juara pertama diraih oleh Rena Mizumura dari Universitas Surabaya (Peserta No. 4), disusul oleh Dinh Thi Khanh Chi dari Universitas Muhammadiyah Malang (Peserta No. 15) sebagai juara kedua, dan Yuri Tanaka dari Universitas Surabaya (Peserta No. 11) di posisi ketiga. Ketiganya dinilai unggul dalam ekspresi, penguasaan bahasa, serta penghayatan cerita yang menyentuh. Cerita yang dibawakan telah ditentukan oleh panitia Unisma.
Sementara itu, di kategori lomba bernyanyi, Yin Kaijun dari Universitas Airlangga (Peserta No. 13) tampil sebagai juara pertama. Juara kedua diraih oleh Dao Yang dari Universitas Brawijaya (Peserta No. 8), dan juara ketiga oleh Radwa Hassan Hanafi Mahmoud Elsaify dari STIE Malangkucecwara (Peserta No. 7). Ketiganya berhasil memukau juri dan penonton melalui penampilan dan suaranya.
Untuk kategori Pameran Budaya, Uzbekistan berhasil meraih gelar Juara Favorit. Stand negara tersebut menarik perhatian juri dan pengunjung melalui presentasi budaya berfokus pada makanan khasnya. Setiap stand dijaga oleh satu panitia dan didampingi satu hingga dua mahasiswa asing sebagai duta budaya.
Rektor Universitas Islam Malang, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D., menyampaikan bahwa tingginya minat terhadap bahasa Indonesia di berbagai negara, khususnya di Asia Tengah seperti Uzbekistan dan Azerbaijan, menjadi indikator positif perkembangan diplomasi budaya.
“Selain untuk kepentingan pendidikan dan pertukaran budaya, pembelajaran bahasa Indonesia juga dimanfaatkan sebagai strategi pengembangan sektor pariwisata, salah satunya sebagai destinasi atau jalur transit bagi jamaah umrah asal Indonesia” kata Prof Junaidi.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa bahasa Indonesia mampu menjadi jembatan budaya yang mempererat hubungan antarbangsa. Dengan antusiasme tinggi dari para peserta dan pengunjung, Gebyar Pemelajar BIPA 2.0 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga memperkuat posisi Unisma sebagai perguruan tinggi berdaya saing internasional.
