Headline News

Kembangkan Inovasi Garam Pangan Madura, Tim Pengabdian Masyarakat UTM Gelar Kegiatan di Desa Padelegan

×

Kembangkan Inovasi Garam Pangan Madura, Tim Pengabdian Masyarakat UTM Gelar Kegiatan di Desa Padelegan

Sebarkan artikel ini
Kembangkan Inovasi Garam Pangan Madura, Tim Pengabdian Masyarakat UTM Gelar Kegiatan di Desa Padelegan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Masyarakat UTM di Desa Padelegan

Kembangkan Inovasi Garam Pangan Madura, Tim Pengabdian Masyarakat UTM Gelar Kegiatan di Desa Padelegan

LIMADETIK.COM, PAMEKASAN – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat MBKM KKNT Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan melakukan pendampingan dan pelatihan pembuatan produk bumbu instan masakan tradisional khas Madura menggunakan garam kaya mineral di Kelompok Perempuan Pesisir Puspa Marina dan Ibu PKK di Desa setempat.

Kegiatan pendampingan dan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan dari program pengabdian kepada masyarakat berbasis penerapan teknologi tepat guna dalam mengembangkan potensi Desa Padelegan sebagai salah satu daerah produksi garam kerosok terbesar di Kabupaten Pamekasan.

Kegiatan ini berlangsung Agustus hingga Desember 2023 dengan tim dosen pendamping diantaranya Dr. Makhfud Efendy, Eka Nurrahema Ning Asih, Ary Giri Dwi Kartika, Nike Ika Nuzula, Dian Farida Asfan.

Kegiatan pendampingan pada masyarakat juga dikawal oleh mahasiswa KKN Tematik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2023 di Desa Padelegan. Peserta berjumlah 25 orang yang dikuti ibu-ibu PKK dan Kelompok Pesisir Puspa Marina di Desa Padelegan, Pamekasan.

“Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi petambak garam di Madura khususnya di sekitar Desa Padelegan, Pamekasan. Tingginya jumlah produksi garam di Desa Padelegan tidak berbanding lurus dengan fluktuasi harga garam krosok yang dihasilkan desa tersebut” kata Eka Nurrahema Ning Asih, Selasa (7/11/2023).

Harga garam krosok lanjut dia mengalami fluktuasi setiap tahun berkisar Rp 800-Rp 4000/kg. Jika dibandingkan sebagai sesama komoditas kebutuhan pokok, harga perkilogram garam dengan harga beras sebesar Rp.12.568, maka nilai jual garam cenderung lebih rendah daripada nilai jual beras. Minimnya pengolahan komoditi garam berbasis lokal atau hanya berupa bahan mentah menyebabkan added value produk garam rendah.

Hal ini mengindikasikan perlunya inovasi produk garam sesuai dengan kebutuhan dan kultur masyarakat setempat untuk menaikkan nilai jual garam salah satunya dengan upaya diversifikasi garam misalnya garam sehat pada produk bumbu instan masakan tradisional Madura.

Kegiatan pendampingan pengembangan produk diverifikasi garam kaya mineral pada produk bumbu instan masakan tradisional Madura merupakan upaya tepat dalam menstimulasi tumbuhnya ekonomi kreatif dan tepat sasaran khususnya bagi perempuan pesisir di Desa Padelegan.

“Ide pendampingan produk diverifikasi garam sehat pada produk bumbu instan ini berawal dari hasil observasi dan wawancara bersama dengan kelompok masyarakat mitra khususnya perempuan pesisir di Desa Padelegan, diperoleh informasi bahwa perempuan pesisir yang masuk umur produktif berprofesi sebagai ibu rumah tangga, penjual masakan campor lorjuk, buruh usaha pengeringan ikan, buruh usaha teri crispy dan penjual ikan” ungkapnya.

Kata Eka Nurrahema, pendampingan dan praktek pembuatan bumbu yang dilaksanakan pada tanggal 31/11/2023 ini difokuskan pada bumbu makanan khas Madura diantaranya campor lorjuk, sambel goreng lorjuk, soto babat Madura, sate Madura, kaldu kokot, dan rawon Madura.

Kembangkan Inovasi Garam Pangan Madura, Tim Pengabdian Masyarakat UTM Gelar Kegiatan di Desa Padelegan
Peserta dari ibu PKK Desa Padelegan

“Pemilihan masakan khas Madura yang diusung dengan harapan produk bumbu yang telah diajarkan dan didampingi ini mudah diterima oleh konsumen karena jenis masakan ini sering dikonsumsi sehari-hari. Selama masa pendampingan yang dikemas dalam bentuk praktek, peserta sangat antusias saat kegiatan berlangsung” paparnya

Respon yang ditunjukkan oleh peserta selama kegiatan berlangsung terlihat beberapa dari peserta aktif bertanya, aktif mencatat formula bumbu dan berpartisipasi aktif saat proses pembuatan dan packaging bumbu.

“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pendampingan Diversifikasi Garam Kaya Mineral Pada Produk bumbu Instan Masakan Tradisional Madura Sebagai Upaya Pemberdayaan Perempuan Pesisir Desa Padelegan, Kabupaten Pamekasan ini sangat bermanfaat bagi kami” terangnya.

Sementara, Ketua PKK Padelegan Siti Nariyah menyampaikan, kegiatan ini menjadi sarana bagi ibu-ibu anggota PKK kami untuk mengasah kemampuan kami dalam membuat bumbu masakan khas Madura seperti campor lorjuk yang memang khas Pamekasan dan masakan khas daerah lainnya seperti kaldu kokot Sumenep.

Selain itu, pihaknya juga mendapat kemampuan dan pengetahuan yang benar tentang bagaimana menciptakan bumbu yang awet dan berpeluang dikembangkan menjadi bisnis bagi ibu-ibu di desa kami. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat dikembangkan kembali pada tahun-tahun berikutnya.

“Kami ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok PKK Desa Padelegan dengan tangan terbuka Insha Allah siap menyambut jika kegiatan serupa dicanangkan untuk di laksanakan kembali di desa kami” ujar Siti Nariyah.

Selain mendapatkan respon baik dari peserta ibu PKK, kegiatan ini juga mendapatkan respon positif dari Kelompok Perempuan Pesisir Puspa Marina, ia menyebutkan, kegiatan pengabdian berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan bumbu dengan garam sehat ini sangat menarik bagi pihaknya sebagai pelaku usaha perikanan di Desa Padelegan.

“Kelompok kami sangat terbantu untuk mendapatkan ide dalam mengembangkan inovasi produk baru yang berbahan dasar garam. Seperti yang telah diketahui jarang sekali ada produk komersil bumbu yang mengusung bumbu masakan khas Madura, sehingga antusias kami sangat tinggi dan selalu semangat mengikuti tahap demi tahap pelatihan yang dilaksanakan oleh tim pengabdian UTM di Desa Padelegan ini” kata dia.

Tentu saja kegiatan ini juga dikawal dengan baik oleh Mahasiswa peserta KKNT di Desa Padelegan dengan tim Haris Septian, Sulastina setiawati, St Rizkiyeh, Lely Sofiyah dan Devita Widiyawati, untuk memastikan proses pendampingan kepada masyarakat berlajalan dengan baik. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para wanita pesisir Desa Padelegan garam dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengolah garam menjadi produk turunan inovatif lainnya yaitu sebagai bahan subtitusi bumbu masakan khas Madura.

“Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan tercipta peningkatan kesejahteraan dan keberlanjutan sektor garam di wilayah tersebut” tuturnya.