SUMENEP – Empat hari yang lalu, lebih tepatnya hari selasa, 5 Januari 2021 disejumlah wilayah di Kota Sumenep, Madura, terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur sejak sekitar pukul 12.00 – 14.30 WIB sehingga membuat sejumlah jalan terendam banjir.
Membuat beberapa pengendara merasa khawatir untuk memaksa menerobos genangan air yang cukup tinggi sehingga memilih untuk berhenti dan menepi. Meski begitu, sudah ada 3 pengendara yang harus menelan kecewa karena tidak berhasil menerobos disertai sepeda motor yang ikut mati.
Banjir sendiri telah merendam sejumlah ruas jalan utama yang seringkali dilewati oleh warga untuk beraktivitas. Seperti Jalan Trunojoyo, Dr. Cipto, MH Tamrin, Seludang, Adirasa, dan Jalan Basuki Rahmat.
Selain itu banjir juga menggenangi rumah warga seperti di Perumahan Bumi Sumekar yang tinggi genangannya mencapai sekitar 50 cm, Perumahan Asabri yang tinggi genangan mencapai sekitar 60 cm, dan Perumahan Alam Permai Asri Selatan yang tinggi genangan diperkirakan mencapai 40 cm.
Genangan air setinggi lutut orang dewasa ini telah merambat masuk ke rumah-rumah warga.
Tentu saja semakin menambah keresahan warga, apalagi adanya lumpur berwarna coklat kehitaman atau kadang juga sampah-sampah kecil bercampur lumpur berwarna hitam pasca surutnya genangan air dari dalam rumah.
Kondisi ini sudah bukan kali pertama terjadi di Sumenep atau yang dikenal dengan Kota Keris. Sehingga membuat warga berharap agar pemerintah daerah lebih serius lagi menerima laporan mengenai persoalan ini.
Selain memiliki harapan pada pemerintah, kita selaku warga Kota Sumenep juga perlu memberi himbauan dan membiasakan salah satu hal yang sering kali dianggap sepele pada diri masing-masing atau satu sama lain, yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Sebab bukan hanya memberi akibat pada diri sendiri tetapi juga pada orang lain dan wilayah Kota Sumenep.
Apabila disebutkan, beberapa akibat itu diantaranya, dapat menghambat saluran, diikuti aliran air yang meluap. Lalu kurang nyamannya warga ketika beraktivitas secara bebas di public pada saat mencium aroma sampah yang kurang sedap, dan lain-lain.
Penulis : Hujjah Nurul Ilma
Jurusan : Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang