Mahasiswa Presentasi: Bukannya Membacakan Saja?
OLEH : Wahyu Abadi
Mahasiswa dan Pegiat Literasi Digital
_____________________________
OPINI – Di dalam ruang perkuliahan, seharusnya terjadi pertukaran ilmu dan ide yang dinamis. Namun, sering kali kita menyaksikan mahasiswa melakukan presentasi yang kurang memuaskan. Salah satu masalah utama yang mencolok adalah penggunaan Power Point (PPT) yang sarat dengan materi. Alih-alih menyajikan poin-poin penting yang dapat memicu diskusi, mereka justru membuat slide yang penuh sesak dengan teks, yang membuat audiens kesulitan untuk memahami inti dari presentasi.
Lebih parah lagi, saat mahasiswa tersebut berdiri di depan kelas, mereka tidak melakukan presentasi dengan cara yang seharusnya. Sebagian besar dari mereka hanya membacakan tulisan di layar, tanpa memberikan penjelasan yang mendalam atau perspektif pribadi. Ini bukanlah presentasi yang sesungguhnya.
Presentasi adalah ketika seorang pembicara mampu menginterpretasikan dan menjelaskan materi dengan cara yang menarik, bukan sekadar mengandalkan kata-kata yang tertulis.
Puncaknya terjadi saat sesi tanya jawab. Ketika saya mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, tanpa mengandalkan AI atau alat bantu lainnya, saya mendapati jawaban yang sangat mengecewakan. “Saya tidak bisa menjawab dengan bahasa sendiri, saya di sini hanya mempresentasikan,” jawab mahasiswa tersebut. Ini adalah indikasi nyata dari kurangnya pemahaman dan kesiapan mereka dalam menyampaikan materi.
Bahkan bisa dikatakan Gobl*k karena tidak paham perbedaan Presentasi dan Pembacaan, yang terjadi mereka hanya membacakan kata-kata dan kalimat yang sangat membosankan.
Ketidakmampuan ini sangat mencolok dan menjadi sumber frustrasi. Presentasi bukan sekadar membaca, tetapi menyampaikan informasi dengan cara yang memikat dan informatif. Jika mahasiswa hanya mampu membaca, maka mereka seharusnya tidak disebut sebagai presenter. Sebagai generasi penerus, mereka perlu memahami bahwa kemampuan berkomunikasi dan menjelaskan pemikiran adalah kunci untuk sukses di dunia akademis dan profesional.
Kritik ini bukan hanya untuk mahasiswa yang bersangkutan, tetapi juga untuk proses pendidikan yang seharusnya membekali mereka dengan keterampilan yang lebih baik. Terutama untuk dosen, kalian para dosen jangan hanya diam dan membiarkan ketika ada mahasiswa yang seperti itu. Camkan itu!!!